Lihat ke Halaman Asli

TOGAR SITUMORANG LAW FIRM

Advocate Mediator Legal Corporate

Kembali ke Hati

Diperbarui: 29 Mei 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Podcast bersama Togar Situmorang

Di sini tidak ada pinacollada, margarita, tequila,  wine, beer, atau vodka. Juga, percampuran belasan jenis minuman seperti yang kerap ditemui di tempat-tempat clubbing/hang-out, semacam long island dan cendana. Tak juga beragam miras lokal legendaris,  seperti  cati--cap tikus.

Ada memang beragam kopi. Tetapi, hanya sekadar merek. Bukan rasa. Sebab, semua serba instan, berupa kopi cepat saji atau kopi bubuk. Bukan kopi racikan, sebagaimana yang menjadi menu khusus dan andalan dari kedai-kedai kopi kiwari, identitas lain dari milenial atau kekinian.

Jika kau menginginkan bisa menikmati rasa kopi yang seperti menyihir perasaanmu, pastilah tak kau temukan di sini. Juga, seandainya kau mengangankan taste kopi yang menumbuhkan sensasi khusus, jangan berharap akan memperolehnya pula.

Tetapi mungkin memang bukan itu pula yang membuat sejumlah selebritas kini merelakan menghabiskan waktunya berjam-jam di sini. Tak sekadar memenuhi janji pertemuan. Namun, ya, mungkin untuk mendapatkan 'rasa' yang lain. Sentuhan yang berbeda. Sentuhan dari lubuk hati terdalam. Semua kembali ke hati.

"Senang di sini," kata Togar Situmorang SH, MH, M A.P, C.Med, C.L A. Pengacara kondang ini menjadi tamu dari teman-teman wartawan hiburan yang semakin terbiasa berhimpun di sini. Persisnya, bagaimana Bang Togar (BT) dibawa ke mari oleh mereka. Lalu, membuat podcast untuk diunduh di youtube.

9a8318b5-88d8-46b8-b9c6-d71bb7fde0e1-60b26294d541df399000ab84.jpeg

"Podcast tentang apa?" Saya tergelitik untuk bertanya. "Tentang akulah, Bang," jawab BT, seraya tertawa.

Oh, okaay. Jelaslah, teman-teman itu tak sekadar ngobrol ngalor-ngidul saat berjam-jam berhimpun di sini. Mereka menerawangkan benaknya ke mana-mana. Mencoba mempersatukan kehendak, menyamakan kemauan. Apa yang bisa bersama-sama dilakukan? Apa yang bisa menghasilkan di masa sekarang? Kemitraan atau kolaborasi apa, bagaimana, dan dengan siapa bisa dilakukan, dengan konsep win-win solution? Menjadi content-creative, sesuatu yang sangat menantang di tengah kecamuk digitalisasi dewasa ini. Teman-teman tampaknya semakin menyadari hal itu.

Tentang BT, hmmm, ternyata figur yang sangat menyenangkan. Kami berteman di fesbuk, tetapi baru kali ini berkesempatan bertatap muka. Sebagai bagian dari pengacara papan atas, sosok dan penampilannya humble, sederhana. Namun, sebagaimana lawyer berpengalaman lainnya, ia sergap untuk menguasai medan. Dan cepat merangsang empati. "Abang-abang, kebetulan aku punya rumah di Bali. Marahlah aku kalau abang tak memberi info kalau ke Bali. Tinggalah di tempat aku," terangnya. Kami tersenyum. "Siiaap, bang, terima kasih," jawab sebagian dari kami.

Punya beberapa kantor, di Jakarta dan Bali, BT --yang 18 Agustus nanti genap 55 tahun--bergerak di bidang hukum bisnis, hukum acara, dan legal corporate. Oleh teman-temannya ia dijuluki sebagai "panglima hukum" dan pengacara selebritas Indonesia. Frasa terakhir ini bisa merujuk pada dua hal: ia, pengacara dari para selebritas, dan ia pun juga adalah selebritas--seperti lazimnya para lawyer ternama itu.

Jadi, sesekali datanglah ke mari. Tanpa sekat. Bisa tertawa keras, lepas dan puas...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline