Lihat ke Halaman Asli

Trenyuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dalam ruang menuju timur,

perjalanan bergejolak seirama jiwa.

kaca di pinggir wajah berembun

berlinang rindu-rinduku yang belum semua cair padamu.

masakanmu masih belum terhapuskan lezatnya.

dan ruang ini terus melaju serta mengijinkan angin menyambar khayalku.

sejuk, dingin, aku trenyuh.

hanya kau yang sejuk nan hangatnya menyamankan: Ibu.

belum tiba Jogja, aku sudah mengidamkan kembali pada kota kecil kita;

yang berdebu, bergelora, dan menyalakan haru.

(clp-yk, 6/5/2013)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline