Lihat ke Halaman Asli

Tofik Pram

Warga Negara Biasa

Pak Jokowi Itu Baik, Suka Bagi-bagi Hadiah

Diperbarui: 2 November 2022   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin hanya Pak Jokowi Presiden Indonesia yang suka bagi-bagi 'door prize'. Prabowo dan Sandiaga Uno---kompetitor di Pilpres 2019---dihadiahi kursi kabinet. Zulkifli Hasan yang garing di barisan oposisi dapat hadiah Mendag begitu menyatakan "takluk" pada koalisi pemerintah.

Yang masih hangat, bahkan layak disebut 'grand prize', adalah dibolehkannya menteri tidak mengundurkan diri bila maju nyapres. Aturan itu tertuang dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 68/PUU-XX/2022 yang dibacakan Senin (31/10) lalu. Walhasil, Prabowo Subianto, Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, sampai Airlangga Hartarto tidak perlu mundur dari kursi menteri jika maju nyapres.

Tapi, tentu tak ada makan siang gratis. Menteri boleh nyapres dan tidak mundur asal, sebagaimana putusan MK, harus seizin Pak Presiden. Harus 'kulonuwun' dulu.

Kendati putusan MK mengatasnamakan konstitusi, sudahlah, tak perlu naif dengan ngotot tidak ada bau politik di situ. Apakah itu salah? Oh, tidak. Politik tidak hitam-putih. Dia tidak bisa dibaca sesuai urutan numerik. Politik itu abu-abu. Tidak ada pagar api. Dia bisa masuk wilayah mana pun. Dari angka 1 bisa langsung lompat ke 77. Sudah jadi rahasia umum juga bahwa politik mendeterminasi dunia hukum kita. Ini yang ngomong Prof. Daniel S. Lev lho, bukan saya.

Tanpa perlu dijelaskan bahwa pernikahan Ketua MK Anwar Usman dengan adik Jokowi, Idayati, ditumpangi 'misi khusus', bawah sadar kita sebenarnya paham arahnya ke mana. Strategi yang disamarkan dalam kemasan cinta kasih itu lazim terjadi di belahan dunia mana pun. Bacalah sejarah, maka Anda bakal tahu jika motif ini identik dengan raja-raja Jawa.

Jika Anda buka kembali definisi "politik", Anda tentu paham jika gagasan ini sangatlah lentur. Tentunya selentur itulah izin Presiden untuk menterinya. Turun tidaknya izin tergantung cara si menteri 'matur'. Kalau 'oleh-olehnya' pas, izin pasti turun. Pak Jokowi orang baik. Sebagaimana ketika bagi-bagi sepeda, beliau tentu sangat lentur dalam menerapkan syarat bagi-bagi izin. Yang penting "ojo kesusu".

Pak Jokowi tak hanya tukang kayu, tapi juga tukang kunci yang paten. Strategi beliau ini membuat saya paham kenapa komedian AS Will Rogers berkata satir: "Politik itu mahal. Bahkan, untuk kalah pun kita harus mengeluarkan banyak uang."*




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline