Lihat ke Halaman Asli

Siasat Rini Soemarno Mengakali Presiden Jokowi

Diperbarui: 29 September 2017   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langkah Menteri BUMN Rini Soemarno dalam merubah struktur formasi di beberapa perusahaan BUMN maupun di kementeriannya kerap menuai kontroversi maupun blunder bagi dirinya. Kecenderungan proses pemilihan yang melalui penunjukkan langsung dan tidak transparan terkesan suka-suka sang menteri banyak menuai kritikan dari masyarakat.

Proses pemilihan seperti ini sangat rentan disalahgunakan dan berbahaya bagi manajemen BUMN maupun kementerian yang dipimpin oleh Rini. Dengan banjirnya kritikan terhadap dirinya, Rini soemarno tampaknya tidak memedulikan masukan yang ada.

Tersiar kabar saat ini Rini Soemarno tengah merancang strategi penguasaan dibeberapa sektor vital yang ada di perusahaan BUMN maupun kementerian BUMN. Yang terdekat adalah sebuah skenario untuk menguasai struktur jabatan pimpinan tinggi yang ada di kementerian BUMN. Proses seleksi pimpinan madya kementeriannya tengah menyeleksi beberapa figur yang lolos untuk di plot sebagai salah satu deputi yang sangat strategis.

Rencananya Rini Soemarno akan menempatkan orang kepercayaannya yang sangat loyal untuk posisi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata yang saat ini dijabat oleh Edwin Hidayat Abdullah. Posisi yang diincar ini merupakan salah satu posisi yang sangat basah karena membina beberapa perusahaan BUMN besar yang sarat proyek-proyek menggiurkan. Namun untuk menggusur posisi Edwin, Rini punya strategi canggih yang mungkin luput dari perhatian khalayak maupun Presiden Jokowi. Adapun cara tersebut adalah dengan membuka seleksi jabatan pimpinan tinggi madya untuk Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan yang saat ini dipegang oleh Pontas Tambunan.

Pergantian Deputi yang dipegang Pontas saat ini tak lebih hanya akal-akalan Rini Soemarno saja. Sebab nantinya posisi Pontas akan segera digantikan oleh orang kepercayaan Rini. Setelah Orang tersebut menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan, maka dengan mudahnya Rini akan melakukan rotasi internal lagi dengan men switch posisi orang tersebut dengan posisi Edwin Hidayat Abdullah sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata. Posisi Deputi Edwin inilah yang menjadi incaran Rini Soemarno saat ini.

Untuk itu Rini sangat membutuhkan seseorang yang benar-benar ia percayai dan terbukti loyal kepada dirinya. Pilihan pun jatuh pada sosok Ahmad Bambang, mantan Wadirut Pertamina yang kini menjabat sebagai staff khusus dirinya. Pemilihan Ahmad Bambang merupakan pilihan logis, selain merupakan abdi dalemnya Rini, Abe panggilan Ahmad Bambang juga paham mengenai sektor-sektor potensial yang bisa diolah dan dikeruk untuk mengisi brankas besi sang menteri.

Kepiawaian Abe teruji saat dirinya menjabat sebagai Wadirut Pertamina, beberapa kali dirinya mengeluarkan kebijakan tanpa sepengetahuan Dirut Pertamina waktu itu Dwi Soetjipto. Karakteristik dan gaya Abe ini sangat mirip seperti tuannya Rini Soemarno, berbuat suka-suka den merasa powerful. Akibatnya Pertamina dibawah kepemimpinan Dwi Soetjipto kerap bertentangan dengan Abe, sehingga manajemen Pertamina limbung akibat adanya Matahari Kembar Dwi dan Abe. Dan akhirnya untuk mengatasi krisis tersebut keduanya diberhentikan dari Pertamina.

Meski telah dipecat, karir Abe tak lantas berhenti. Dirinya langsung ditarik menemani Rini Soemarno sebagai Staff khususnya. Dari sinilah skenario menguasai posisi penting di kementerian BUMN dimulai. Posisi Staff Khusus bagi Abe hanyalah bersifat sementara, Rini telah lama memproyeksikan Abe untuk mengisi posisi strategis yang ada di kementeriannya. Bagaimanapun juga, Abe ini adalah anak emasnya Rini, yang sangat mengerti luar dalam Rini Soemarno.

Tak heran jika saat ini Abe lolos tahap selanjutnya pada seleksi terbuka untuk jabatan pimpinan tinggi yang digelar Kementerian BUMN. Ia bersaing dengan nama-nama seperti Silmy Karim dan Bernadus Didik Prasetyo yang juga lolos dalam tahap wawancara. Kini ketiganya tinggal menunggu hasil sidang dari Tim Penilai Akhir yang di ketuai oleh Presiden Joko Widodo. Terlihat dari nama-nama tersebut potensi Abe ini sangat unggul dari sisi manapun, terlepas ia pernah dipecat dari Pertamina namun hal tersebut tak mengurangi dirinya sebagai calon terkuat untuk mengisi jabatan Deputi di Kementerian BUMN.

Jika nantinya Tim Penilai Akhir ini memutuskan Ahmad Bambang sebagai Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan, maka secara tidak langsung Presiden Joko Widodo telah dikadali oleh Rini Soemarno. Secara otomatis, Rini akan leluasa mengadakan rotasi atau pegeseran deputi-deputinya tanpa persetujuan TPA atau Presiden lagi.

Hal tersebut sudah menjadi kewenangan seorang menteri dalam melakukan rotasi internal di sebuah kementerian yang dipimpinnya. Sehingga Ahmad Bambang pun mungkin hanya menjabat Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan untuk waktu yang sebentar saja, karena dari awal ia telah diproyeksikan mengisi jabatan Edwin Hidayat Abdullah sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata. Dan target Rini Soemarno pun tercapai, menguasai posisi-posisi strategis selama kepemimpinannya di Kementerian BUMN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline