Lihat ke Halaman Asli

Refresh Otak, Sejenak ke Taman Nasional Gunung Halimun

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk pikuk ibukota mungkin menjadikan Anda jenuh dan lelah untuk menjalani pekerjaan sehari hari yang padat dan menumpuk, sangat cocok sekali bagi Anda yang kebetulan mempunyai waktu luang liburan untuk me"refresh"otak menghilangkan kejenuhan dan mampir ke Taman Nasional Gunung Halimun.

Jaraknya sekitar 100km dari Jakarta, Pintu masuk kawasan berada di kabandungan, sekitar 30 km dari Parungkuda yang berada pada jalur utama Bogor - Sukabumi, sekitar 3 km sebelum Cibadak. di tempat ini terdapat maket tiga dimensi Taman Nasional, foto -foto, serta film. disini pula anda harus melaporkan kunjungan anda sekaligus mengkonfirmasi booking yang telah anda buat.

Dari Kebandungan, perjalanan dilanjutkan ke Cikaniki, dengan jarak sekitar 12 km. memasuki kawasan taman nasional, aspal mulus berganti jalan tanah yang dilapisi batu batu. hal ini dimaksudkan untuk membatasi pengunjung sekaligus meminimalkan kegiatan para pencuri kayu.

Taman Nasional Gunung Halimun merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, hutan sub-montana dan hutan montana di Jawa. Hampir seluruh hutan di taman nasional ini berada di dataran pegunungan dengan beberapa sungai dan air terjun, yang merupakan perlindungan fungsi hidrologis di Kabupaten Bogor, Lebak, dan Sukabumi. Terdapat kurang lebih 204 jenis burung dan 90 jenis diantaranya merupakan burung yang menetap serta 35 jenis merupakan jenis endemik di Jawa termasuk burung elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Selain itu terdapat dua jenis burung yang terancam punah yaitu burung cica matahari (Crocias albonotatus) dan burung poksai kuda (Garrulax rufifrons). Burung elang Jawa yang identik dengan lambang negara Indonesia (burung garuda), cukup banyak dijumpai di Taman Nasional Gunung Halimun.

beberapa tempat eksotis yang mungkin wajib anda kunjungi disini adalah :

Air Terjun (Curug) Keindahan air terjun merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pada umumnya air terjun terbentuk karena terjadinya patahan kulit bumi sehingga aliran air terpotong membentuk loncatan air sesuai prinsip aliran air dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah. TNGH mempunyai banyak air terjun, seperti :

  • Curug Cimantaja dan Curug Cipamulan, terletak di desa Cikiray, kecamatan Cikidang dan kabupaten Sukabumi
  • Curug Piit (Curug Cihanjawar), Curug Walet dan
  • Curug Cikudapaeh, terdapat di sekitar Perkebunan Teh Nirmala
  • Curug Citangkolo, terletak di desa Mekarjaya, kecamatan Kabandungan, kabupaten Sukabumi
  • Curug Ciberang dan Curug Cileungsing, terletak di sekitar kampung Leuwijamang
  • Curug Ciarnisah, terletak di sekitar kampung Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
  • Di Gunung Salak terdapat beberapa curug diantaranya Curug Cangkuang (Cidahu); Curug Pilung (Girijaya); Curug Cibadak (Cijeruk); Curug Citiis (Ciapus); Curug Nangka (Taman Sari); Curug Ciputri (Tenjolaya); Curug Cihurang, Cirug Cigamea, Curug Ngumpet dan Curug Seribu (Pamijahan), Curug Cibereum (Jayanegara).

Kawah Ratu Dengan dimasukannya Gunung Salak ke dalam pengelolaan TNGHS, saat ini terdapat fenomena alam yang menarik di TNGHS adalah Kawah Ratu, berada di lereng puncak Gunung Salak 1 dan di tengah hutan yang relatif masih baik. Untuk menuju tempat ini, dapat melalui jalur Cangkuang atau melalui Pasir Reungit, Gunung Bunder. Di lokasi ini pengunjung harus berhati-hati, tidak boleh lama dan terlalu dekat sumber-sumber uap panas, karena setiap saat dapat terjadi gas-gas beracun yang sangat berbahaya. Seren Taun Masyarakat adat kasepuhan Banten Kidul yang tinggal di sekitar TNGHS sampai saat ini masih mempunyai karakteristik budaya yang khas. Dimana setiap tahun setelah panen padi mereka mengadakan kegiatan adat yang disebut seren taun sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dalam pertanian khususnya padi yang merupakan makanan pokok masyarakat. Kegiatan seren taun selain untuk warga kasepuhan juga dapat disaksikan oleh masyarakat umum lainnya termasuk untuk kunjungan wisata budaya karena banyak kegiatan menarik yang dapat dilihat. Jadwal pelaksanaannya antara bulan Juni - Desember setiap tahun, tergantung perhitungan waktu masing-masing kelompok kasepuhan. Beberapa seren taun yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat adalah seren taun di kasepuhan Ciptagelar, Sirnaresmi, Ciptamulya, Cicarucub, Cisitu, Cisungsang, Citorek dan Urug. Nah, bagi anda penikmat wisata alam, silahkan mampir ke Taman Nasional Gunung Halim. Konon, banyak para petani tradisional maupun pendatang sudah tinggal sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai areal konservasi. Sehingga menjadi tantangan bagi pengelola, para pihak dan masyarakat lokal dalam mengembangkan model pengelolaan kawasan TNGHS yang lebih kolaboratif dan berkelanjutan di masa depan. Semoga Taman Nasional Gunung Halim menjadi pilihan yang cocok untuk mengisi liburan anda. Salam Kompasiana,,, TK/>---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline