Marry Smith masih terpaku di Brompton Cemetery, di depan sebuah nisan yang bertuliskan nama Jade Wilson, kekasihnya. Jasad Jade ditemukan di sudut area parkir Trafalgar Square. Kepolisian Britania Raya masih belum bisa mengungkap motif dibalik pembunuhan Jade. Banyak kasus kriminal di kota ini yang tak pernah selesai.
*
"Aku tahu kau kehilangan, tapi kau harus bangkit. Kematian itu takdir, Marry."
Marry menatap Emily, sahabatnya, dengan mata berkaca-kaca.
"Kehilangan Jade tidak sesederhana ucapanmu. Jika kau sahabatku seharusnya kau tahu itu!" pungkasnya.
"Dia terlalu posesif, kau seperti mayat hidup di sebelahnya, kau tak bisa melakukan hal selain Jade dalam hidupmu!"
Marry bergegas bangkit dari duduknya seraya meninggalkan sahabat perempuannya itu buru-buru.
Emily melempar kaleng bir di tangannya dengan kekuatan penuh, hingga terpental mengenai tembok kemudian jatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang cukup berisik. Ia kesal dengan sifat keras kepala Marry yang tak pernah berubah sejak dulu. Sayangnya, ia tak dapat meninggalkan gadis itu sendirian. Marry sangat rapuh, ia tak memiliki siapa pun di kota ini.
*
Semalam, Jade mendatangi Marry dalam mimpi. Pria itu berdiri mematung sejauh 50 meter di depan kekasihnya. Wajahnya murung, sama sekali tidak terlihat damai dengan kematiannya.