Lihat ke Halaman Asli

Ajeng Leodita Anggarani

TERVERIFIKASI

Karyawan

Anakmu Bukan "Bau Tangan", Dia Hanya Bucin pada Orangtuanya

Diperbarui: 13 Februari 2023   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu yang sedang mengajari anak tunggal | Sumber: staticnak1983 via parapuan.co


Bucin alias budak cinta saat ini menjadi istilah yang cukup hits di kalangan generasi Z. Orang yang teridentifikasi terkena "virus" ini adalah orang-orang yang sedang jatuh cinta. 

Mereka akan melakukan banyak hal mulai dari yang normal sampai yang paling konyol untuk pasangannya, baik itu untuk yang berstatus pacaran maupun yang sudah masuk ke jenjang pernikahan. 

Tapi apakah ke-bucin-an ini hanya milik mereka-mereka yang sudah remaja atau dewasa saja? Tentu tidak.

Bayi-bayi mungil dan balita kita juga bisa bucin, lho. Istilah old school-nya mungkin "bau tangan". 

Intinya, yang dia hanya mau ibunya, ibunya, ibunya.

Di sini saya mau berbagi pengalaman pribadi saya mengurus anak kedua saya yang berjenis kelamin perempuan, usianya hampir 4 tahun. Saya merasa, gadis kecil saya ini sangat bucin pada mamanya, walau tidak selalu 24 jam kami punya waktu bersama.

Sebagai ibu bekerja, saya kerap meninggalkan anak saya di rumah dan mempercayakan penjagaannya pada nenek dan kakeknya. Kenapa saya tidak pakai baby sitter? Karena orangtua saya yang melarang. Ok, sampai di sini paham, ya? Hehehe.

Sejak usianya 2 tahun, setiap kali saya pulang kerja, walaupun dia sedang asik main dengan boneka-bonekanya, atau sedang diajak bercanda dengan nenek dan kakeknya, dia akan melepaskan itu semua saat melihat saya sudah ada di hadapannya. Lalu menatap saya untuk beberapa saat sambil tersenyum kemudian minta dipeluk/digendong. Kalau sudah ada saya di rumah, dia suka nggak mau dilepas lagi. Bahkan untuk ganti pakaian rumah saja saya nggak sempat.

Dia seringkali minta ditemani main, sambil sesekali melakukan eye contact.

Saat gadis kecil saya masuk di usia 3 tahun, sikapnya menjadi lebih posesif. Dia nggak memperbolehkan saya dekat dengan siapapun selagi posisi saya masih bisa dijangkau oleh pandangan matanya.

Bahkan saat menjelang tidur, dia hanya mau saya yang temani. Kebiasaan saya memang selalu menyanyikan lagu pengantar tidur minimal 5 judul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline