Lihat ke Halaman Asli

Lakara

Diperbarui: 26 September 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: mtsn2situbondo.blogspot.com

Derap langkah para siswa yang berlarian keluar dari kelas, serta bisik tawa para siswi di meja kantin. Lakara, aku kembali. Aku kembali ke tempat perahu kecilmu berlabuh. Aku kembali ke MtsN 2 Situbondo.

***
MTsN 2 Situbondo menyimpan beribu kisah yang tak bisa dengan utuh aku jelaskan. Terlalu banyak kenangan, terlalu banyak luka.

Terlebih luka yang kau dapatkan. Lakara... Maaf, tempat yang seharusnya menghiasi hari-harimu dengan tawa, malah menghujanimu dengan beribu luka.
Lakara, aku kembali ke tanah ini untuk menyatakan kebebasanmu. Untuk menyatakan mimpimu. Untuk menghidupkan kembali nyawa yang dahulu pernah terbangkit..

Dinding di ruangan pojok sebelah kanan itu tetap seperti dulu. Putih yang terhiasi sedikit merah, bekas darah tangismu. Tak ada cat yang berani menutupi pernyataanmu yang teraniaya. Lakara, lihatlah! Pernyataanmu diterima! Pernyataanmu diterima oleh saksi bisu kejadian perundungan yang menghantuimu tiap malam!

Pun demikian, lututku menyentuh tanah. Demi Tuhan, Lakara... Aku tak sanggup tuk kembali mengingat masa-masa tenggorokanmu berdarah, kehabisan suara untuk terus berteriak. Lakara, sang manis yang teraniaya...

Lakara, kamu yang tertindas tidak menjadi alasan untuk otakmu berhenti bekerja. Peringkat pertama selalu berada dalam genggamanmu, erat. Sekolah pun masih mengandalkanmu tiap diminta perwakilan untuk mengikuti olimpiade nasional.

Tak pernah sekalipun terbesit pemikiran ingin pindah sekolah dari kamu, Lakara. Begitu tulusnya kamu mengabdi untuk sekolah ini. Untuk MtsN 2 Situbondo.

"Aku akan membawa nama madrasah ini ke jenjang internasional! Lihat saja, kau akan bertepuk tangan hebat kala namaku muncul di layar kaca!"

Naas, mimpimu berakhir di MTsN 2 Situbondo. Belum sempat kau layarkan perahu kecilmu, seseorang dengan kejam menenggelamkannya. Hingga kau, terbawa jatuh dalam gelapnya lautan.

Lakara, kini giliranmu untuk melihatku. Lihatlah aku, Lakara. Lihatlah aku yang akan mengenalkan nama madrasah ini pada dunia. Lihat aku baik-baik dari surga, Lakara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline