Dunia pariwisata baik alam,budaya,dan religius merupakan isu sentral yang sedang didengung dan dikembangkan oleh pemerintah baik pusat maupun di daerah. Pengembangan aset-aset pariwisata ini juga merupakan salah satu usaha untuk penyokong pertumbuhan ekonomi disuatu daerah maupun sebagai bentuk tanggung jawab akan aset-aset yang menjadi potensi di setiap daerah.
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyimpan segudang tempat wisata baik alam,maupun budaya yang kini telah menjadi ikon kebanggaan ditempat itu. Sebut saja pantai wini,Tanjung Bastian yang ada di pantai utara, rumah-rumah adat dan beberapa tempat wisata lainnya memberikan warna tersendiri dan menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi. Selain itu Kabupaten Timor Tengah Utara juga memiliki objek wisata religius sebagai wisata rohani untuk memenuhi Kebutuhan sebagai perwujudan akan iman diantaranya objek wisata "Gua Alam Maria Bitauni".
Gua alam Maria Bitauni terletak di Desa Bitauni Kecamatan Insana, berjarak kurang lebih 30 Kilo Meter dari kota Kefamenanu Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Gua Alam Maria Bitauni merupakan gua alam. Dan berada di atas bukit Bitauni dengan ketinggian kurang lebih dua puluh meter.
Sebelum menemui gua ini kita harus mengitari ataupun mengikuti jalan-jalan setapak yang telah dibalut semen menuju gua ataupun mendaki melewati anak tangga yang jumlahnya kurang lebih seratus anak tangga pada kedua sisi teras dari gua ini.
Cukup melelahkan untuk menanggahi anak tangga tersebut. Namun decak kagum dan kedamaian hati akan kerinduan kita pada tempat ini terbayar tuntas ketika menggapai puncak dari teras gua itu tepatnya berada dipintu gerbang gua. selain gua alam kita juga disuguhi alam yang begitu ramah dan indah, bentangan persawahan masyarakat yang dilatari dengan gunung yang berdiri tegak memagari.
Gua alam Maria Bitauni memiliki pintu masuk yang tingginya kurang lebih satu meter dengan lebar kurang lebih satu meter. Untuk bisa mencapai areal dalam gua tersebut para peziarah,sedikitnya harus membungkukan badan agar tidak mengenai atap dari gua. Gelap pekat mewarnai dalam gua. Tak ada pijaran bola lampu menerangi. Hanya nyala lilin-lilin yang berada di depan patung Bunda Maria dan patung Yesus kerahiman yang telah dipasang oleh peziarah yang hendak berdoa.
Kicauan dan suara burung waletpun sesekali terdengar dalam gua tersebut. Seolah ketenangannya terusik oleh hadirnya para peziarah. Namun bukan berarti menjadi penghalang bagi peziarah. Berada didalam gua ini memberikan sebuah gambaran bahwa terang dan gelap pasti akan selalu mewarnai dalam sebuah kehidupan.
Tergantung respek kita sebagai manusia menanggapinya disaat berada dalam situasi terang dan di gelap. Mungkin kita pasti senang,bahagia saat berada dalam terang dan yang pasti kita akan kalut,getir ketika berada dalam situasi kegelapan. Gua alam Maria Bitauni ini memberikan refleksi yang mendalam bagi siapa saja yang berniat baik untuk berdevosi kepada Bun da Maria.
Gua tersebut memiliki luas kurang lebih seratus lima puluh meter persegi dengan tinggi bagian dalam gua tersebut kurang lebih lima meter. Memiliki beberapa ruang dengan bagian depan patung Bunda Maria dan di bagian belakang patung Yesus Kerahiman.Begitu senyap. Sehingga menjadi tempat yang layak untuk memberikan ketenangan,kedamaian hati para peziarah untuk berdoa.
Setiap hari hampir setiap umat ataupun peziarah datang berdoa di gua alam ini. Apalagi hari raya besar umat katolik seperti Paskah dan Natal serta bulan Maria. Selain gua utama,peziarah dapat melanjutkan lagi perjalanan ke puncak bukit untuk menemukan setiap stasi dalam proses jalan salib dan juga terdapat gua yang menjadi makam yesus.
Gua ini juga tampaklah menarik dan alamiah. dengan patung malaikat yang berada tepatnya di depan gua tersebut. Diatas puncak ini pula sering diadakan ibadat,ekaristi maupun proses jalan salib bagi umat paroki Kiupukan.