Lihat ke Halaman Asli

Bersatu Wahai Masyarakat Jakarta

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta sebagai Ibukota Negara,Jakarta juga merupakan miniatur dan etalasenya Indonesia. Jika Jakarta menghasilkan Pemimpin yang melayaniniscaya daerah lain juga akan terpengaruh, singkatnya apa yang terjadi di Jakarta merupakan cermin atas Indonesia. Baru saja kita melewati PILKADA dan sesuai hasil KPUD Jakarta aka nada Putaran kedua dimana Foke-Nara dan Jokowi-Ahok akan bertemu.

Tentunya dalam menghadapi Putaran ke II ini berbagai stategi dilakukan untuk merebut simpatiwarga Jakarta, ada yang menyampaikan visi-misi dan ada juga kandidat tertentu yang terang-terangan menyerang lawan politiknya mulai dari Isu SARA,bahkan sampai menyebarkan isu yang tidak berdasar. Isu ini sengaja di hembuskan dengan harapan untuk bisa meraih simpati dan membuat warga menjadi ragu ketika menjatuhkan pilihan pada calon tertentu.

Bahkan di ILC Ruhut Sitompul yang notabene Anggota DPR RI dari Partai Demokrat menghembuskan Isu SARA dan juga mempersoalkan Jokowi yang notabene Cagub DKI Jakarta karena tidak mempunyai KTP DKI, dan tidak lama berselang Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menilai isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang dilakukan Tim Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli adalah pilihan untuk memberitahu kepada masyarakat DKI Jakarta profil pemimpinnya.

"Itu bagian dari pilihan. Jadi masyarakat Jakarta harus tahu siapa pemimpinnya dan apa agamanya," komentar Mubarok saat dihubungi Jaringnews.com di Jakarta, Rabu (18/7).

"Isu SARA tidak negatif karena warga DKI harus tahu siapa pemimpinnya yang bakal dipilih," imbuhnya.

Lalu apa hubungannya dengan agama yang di anut oleh seorang calon? Bukankah agama itu sudah di akui di negeri ini? Seandainya tidak boleh dan ‘haram’ kenapa pada saat pendaftaran di KPUD Jakarta di loloskan? Kenapa tidak di buat saja UU nya yang mengatakan harus beragama ini??

Sungguh memang sangat LUCU di karenakan seharusnya Kandidat menyampaikan Visi –Misi dan programnya ke masyarakat, bukan terus menerus menyerang lawan politik dengan berbagai cara, karenasesungguhnya rakyat membutuhkan program dari sang pemimpin, dan ketika sang kandidat yang terpilih nantinya pasti memimpinJakarta bukan berdasarkan agama yang dia anut, bukan berdasarkan suku dimana dia berasal, tapi dia memimpindengan memenuhi janji politiknya yang telah dia sampaikan.

Sangat di sayangkan sekali bahwa ternyata kader Penguasa dalam hal ini Partai DEMOKRAT memberikan ‘pencerahan’yang sangat menyesatkan, andai saja mereka sadar bahwa Kemerdekaan Indonesia ini di rebut oleh para pahlawan dari etnis, agama , suku apapun, tidak hanya di rebut oleh agama tertentu dan sangat Jelas bahwa negera ini berdasarkan Pancasila dan beberapa agama yang telah diakui oleh Negara. Artinya bahwa apapun agamanya selagi di Negara ini di akui dia punya hak untuk memimpin.

Untuk warga Jakarta yang nantinya akan memilih pada putaran ke II tinggal tentukan pilihan, apakah menjatuhkan pilihan kepada kandidat yang jelas track recordnya, jelas Visi-Misinya atau melihat dari latar belakang agamanya..??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline