Lihat ke Halaman Asli

Ketika Money Politics 'Dianggap' Hal Biasa Tiap Pemilu

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13421604591635908079

Money Politic atau Politik Uang atau Politik Perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang.  Money Politic ini seolah sudah menjadi BUDAYA dalam setiap PEMILU yang di lakukan di Negeri ini, bahkan secara terang-terangan terjadi, artinya tidaak ada lagi RASA MALU melakukannya, baik yang meneneri maupun yang melakukan. Pemilukada DKI yang baru saja usai menjadi pengalaman berharga tersendiri buat saya secara PRIBADI, dan saya melihat bahwa memang benar adanya bahwa MONEY POLITIC merupakan HAL YANG BIASA. Fenomena ini terjadi tatkala selama masa kampanye Cagub dan Cawagub DKI saya termasuk di dalam relawan salah satu kandidat yang ikut mendukung, dan hal ini di ketahui oleh tetangga, teman2 di lingkungan Kampus di karenakan saya begitu aktif mensosialisasikan salah satu kandidat yang saya anggap mampu membawa Perubahan di Jakarta.Dari hasil quic count yang di lakukan adaa kebanggan tersendiri buat saya pada hari Pilkada kemarin, dimana Kandidat yang saya unggulkan selama Kampanye menjadi pemenang di luar dugaan, Yaitu Jokowi-Basuki, seiring dengan 'kemenangan' itu ternyata saya juga menerima BBM, SMS yang masuk mengucapkan SELAMAT dan sekaligus minta di traktir bahkan ada yang minta di bagi-bagikan 'Cimpratan' karena Jokowi-Basuki sudah menang. Ketika saya menerima BBM dan SMS itu saya mencoba membalas kok minta seperti itu (dengan lugu), balasan yang saya dapatkan Bukannya ENTE di bayar oleh JOKOWI-BASUKI untuk memenangkan beliau di PILKADA..?? bukannya ENTE dapat Bayaran dari Jokowi-Basuki, bagi-bagi dong uangnya..??? saya begitu kagetnya dan ga nyangka ternyata selama ini ketika tau mereka saya RELAWAN JAKARTA BARU sekaligus mereka menganggap saya ORANG BAYARAN Jokowi-Basuki. Kagetnya bukan main karena baik yang SMS maupun yang BBM rata-rata adalah teman Kampus saya, yang notabene masiswa yang memiliki IDEALISME, saya tertegun dan tidak menyangka kejadian seperti ini, yang membuat saya terheran ialah mereka dengan terang-terangan meminta dan langsung berprasangka sudah menerima uang dari kandidat yang saya unggulkan dalam PILKADA DKI, bahkan sampai saya menulis di kompasiana ini masih saya menerima SMS dan BBM dari teman-teman yang meminta di bagikan uang hasil kemenangan JOKOWI-BASUKI, namun dengan lemah lembut saya membalas dan menjelaskan bahwa memang benar saya RELAWAN JOKOWI-BASUKI akan tetapi namanya relawan ya suka rela alias tidak di bayar, kenapa saya mau tanpa di bayar karena saya menginginkan perubahan terjadi di DKI, tapi anehnya hampir semua mereka tidak percaya dengan pengakuan saya. Sekedar info motivasi utama saya mendukung JOKOWI_BASUKI tidak lebih karena memimpikan Jakarta di pimpin oleh seorang Pemimpin yang melayani dengan HATI, Pemimpin yang memihak dengan Rakyat bukan membohongi rakyat dan saya melihat hal itu secara pribadi ada dalam diri Jokowi.  Saya pun menjadi Relawan Jakarta Baru itu karena didorong rasa ingin yang kuat supaya kedua kandidat ini bisa memenangkan pilkada DKI, saya rela masuk relawan sekalipun tidak mendapatkan apa-apa dari kedua kandidat ini, dan saya melakukan dengan tulus ikhlas. Bagi saya kemenangan yang mereka raih merupakan bayaran yang saya merima selama saya sosialisasikan.  Bagi saya secara pribadi kalau kita masih berpikir harus di bayar oleh kandidat ketika menjadi relawan jangan pernah bermimpi kita menemukan PEMIMPIN yang JUJUR dan BERSIH, karena logika sederhana 'biaya' yang kandidat pakai untuk membayar kita selama jadi relawan beliau berusaha mengembalikannya selama jadi pemimpin dengan cara-cara yang tidak benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline