Lihat ke Halaman Asli

Penolakan Timnas Israel, Momentum Politik, dan Nestapa Piala Dunia U-20

Diperbarui: 29 Maret 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua negara bermimpi dan berlomba-lomba menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia. Bahkan tidak tanggung-tanggung negara-negara besar berani memanfaatkan sumber daya finansial yang sangat fantastis dan strategi jitu untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah pelaksanaan piala dunia. 

Tahun 2022 lalu, Qatar berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia yang menghadirkan 32 peserta skuad timnas sepakbola terbaik dari sejumlah negara. Ini tentu merupakan prestasi kelas dunia yang sangat membanggakan pemerintah dan masyarakat Qatar. Meskipun ditengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina, pelaksanaannya spektakuler dan sukses, di luar prediksi dan kecemasan global!

Apa kabar dengan Negara kita sebagai host World Cup U-20? Posisi Indonesia sebagai tuan  rumah sudah terpilih pada tahun 2019. Eventnya tidak bisa dilaksanakan karena semua negara terkena dampak Covid-19 selama dua tahun lebih. Perlu diketahui, FIFA memiliki aturan dan prosedur yang ketat dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia. 

Pertama, penilaian kepatuhan terhadap suatu negara sesuai tawaran FIFA, tempat dan persyaratan kompetisi, yang diteliti oleh BETF. Kedua, penilaian risiko mencakup taksasi dan evaluasi biaya serta revenu yang diproyesikan dari event tersebut. Hal yang tidak kalah pentingnya, kalkulasi risiko munculnya isu dan masalah tertentu. Ketiga, penilaian teknis terkait infrastruktur seperti stadion, akomodasi dan transportasi serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya. 

Semua tahapan penilaian ini sudah dilewati oleh negara kita dengan sangat baik sehingga keluar sebagai tuan rumah. Ada 24 tim dari enam konfederasi di dunia akan hadir dan terlibat dalam event akbar tersebut. Kita patut berbangga dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah. Saingan-saingan dari negara lain sangat banyak.

Posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 terancam! Kondisi ini disinyalir karena kehadiran timnas Israel. Gelombang penolakan muncul ke publik baik melalui demonstrasi maupun debat di media sosial, media mainstream, dan stasiun TV nasional. 

Sikap resistensi dan pandangan provokatif berhembus kencang ke seluruh jagat tanah air. Bahkan banyak diskursus yang muncul sudah membias dan boleh dibilang irasional. Ini berangkat dari dua tesis yang berbeda, yaitu "Israel menjajah dan meninda bangsa Palestina" dan "Israel adalah salah satu peserta Piala Dunia U-20 yang lolos kualifikasi". 

Bagi yang kontra tentu mendasari pandangan mereka pada konsep imperalisme. Karenanya, penolakan terhadap timnas Israel merupakan manifestasi sikap anti terhadap penjajahan. 

Sikap dan pandangan demikian bertentangan prinsip keterbukaan terhadap negara lain, apa lagi dalam event olahraga. Muncul juga pandangan agama dari kelompok radikal bahwa Israel harus ditolak karena menindas bangsa Palestina yang nota bene beragama Islam. Tapi, apakah itu sebuah bentuk solidaritas yang benar? 

Coba kita tempatkan pada konteksnya perhelatan olah raga sepakbola dunia. Setidaknya, ada dua jawaban yang hemat penulis logis dan relevan. Pertama, Timnas Israel hadir di Indonesia dalam posisinya sebagai peserta Piala Dunia U-20. 

Timnas ini berhak karena sudah mengantongi tiket dari hasil babak kualifikasi. Kecuali kalau Ia datang seperti bangsa kolonial seperti Belanda, Jepang, pada masa pra-kemerdekaan dan paska- kemerdekaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline