Lihat ke Halaman Asli

Tobari

Dosen FEB/ PPs Universitas Muhammadiyah Palembang

Mengapa Tulisan yang Menasihati Kurang Diminati Pembaca?

Diperbarui: 30 Mei 2024   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/photo-of-people-sitting-near-table-holding-papers-3184290/

Di dunia literasi, berbagai jenis tulisan hadir untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pembaca.

Beberapa tulisan dirancang untuk menghibur, menginformasikan, atau menginspirasi, sementara yang lain bertujuan untuk menasehati atau memberikan panduan hidup.

Menariknya, tulisan yang mengandung nasihat seringkali tidak sebanyak tulisan yang sekadar menghibur atau menginformasikan diminati oleh pembaca.

Mengapa hal ini terjadi? Mengapa tulisan yang menasehati kurang diminati dibandingkan dengan jenis tulisan lainnya?

Pertama, kita perlu memahami sifat dasar manusia dalam menerima informasi.

Banyak orang cenderung lebih menyukai informasi yang tidak bersifat menggurui atau memaksa mereka untuk berubah.

Tulisan yang menasehati sering kali dianggap sebagai bentuk kritik terhadap cara hidup atau pilihan seseorang, yang bisa menimbulkan perasaan defensif.

Ketika pembaca merasa bahwa mereka sedang dinasehati, ada kemungkinan mereka akan menutup diri atau merasa kurang nyaman, sehingga mereka lebih memilih tulisan yang memberikan mereka kebebasan untuk menyimpulkan sendiri.

Kedua, tulisan yang menasehati sering kali memiliki nada yang serius dan berat.

Pembaca mungkin mencari bacaan untuk bersantai atau melarikan diri dari tekanan sehari-hari, dan tulisan yang penuh dengan nasihat bisa terasa seperti tambahan beban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline