Kebaikan adalah sifat mulia yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan setiap orang.
Meskipun tidak semua orang dapat membagikan harta atau kekayaan yang dimilikinya, tetapi tetap dapat berbagi kebaikan kepada sesama.
Berbagi kebaikan bukan hanya membuat dunia menjadi lebih baik, tetapi juga merupakan tauladan yang akan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.
Dalam agama Islam, ajaran Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya berbuat kebaikan dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 177, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Bukanlah kebajikan itu, bahwa kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur atau barat, tetapi benar kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
Ayat ini menggarisbawahi bahwa kebajikan sejati bukan hanya tentang ritual keagamaan semata, tetapi juga tentang sikap dan perilaku baik terhadap sesama manusia.
Berbagi harta dan kekayaan merupakan bagian dari kebajikan, namun tidaklah menjadi satu-satunya aspek yang diutamakan.
Kebaikan juga termasuk berbuat baik kepada yatim, kaum dhuafa, dan mereka yang membutuhkan bantuan.
Dalam Hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang tidak menyayangi (manusia) dan tidak disayangi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).