PERTAMA, SOPIR DAN KERNETNYA NGGAK JELAS. Ada yang baru bisa nyetir langsung nyetir moda angkutan ini. Ada yang masih muda belia alias masih ABG . Contoh, sopir dan kernet penabrak dua mobil di Warung Buncit pada bulan Oktober 2015 masih ABG alias masih labil dan tidak punya SIM dan STNK. Ada anak ABG yang jadi sopir Metromini demi punya Android. Parah, sama sekali driver di Metromini dan Kopaja nggak jelas dan gak ada kualifikasi yang menjamin keselamatan penumpangnya. Pengamat transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan m,engatakan mayoritas kecelakaan jalan raya diawali dari pelanggaran sopir. Jika sopir yang seperti ini terus eksis, mau berapa banyak lagi korban yang berjatuhan di jalan raya?
KEDUA, SOPIR DIKUASAI KERNET. Sopir sebenarnya tidak berdaya karena yang berkuasa itu sebenarnya kernet. Sinaga (43 tahun), sopir Metro Mini 46 trayek Pulogadung-Kampung Melayu, mengatakan jika membawa kernet, Sinaga malah stres. "Kernet nyuruh kita ngebut, potong jalan mobil yang lain, sela sana-sini," kata Sinaga. mengaku tak nyaman jika membawa kernet.
"Enggak pakai kernet jalan jadi enggak buru-buru. Penumpangnya juga baik-baik, mau bayar ke depan," ujar Sinaga. Jika komando kernet tak dituruti, kata Sinaga, kernet kerap ngambek dan tak mau lagi mengawasi calon penumpang di pinggir jalan. Kernet melakukan hal itu karena ingin mendapat banyak penumpang. Padahal, permintaan kernet itu juga membuat penumpang justru merasa khawatir karena Metro Mini melaju cepat.
KETIGA, PENUMPANG DITEROR. Jangan mengharapkan kenyamanan di moda angkutan ini. Mulai dari pengamen yang maksa, preman yang naik saat mobil ngetem sembari ngancam sampai perampok menyaru penumpang sudah menunggu di dalam Metromini atau Kopaja. Penulis merasakan saat naik Kopaja yang ngetem di perempatan lampu merah Cengkareng.
Ada pengamen yang maksa serta preman yang terang-terangan minta duit ke penumpang sembari menyindir dan mengancam penumpang. Saya sudah nggak mau ngasih, tapi untung ada seortang Ibu setengah baya di samping saya sudah memberi 2000 perak dan Ibu itu bilang sudah sekalian aja sama saya katanya. Saya tanya, Ibu itu bilang yah harus ngasih karena kasihan. Lah, orang itu masih muda dan masih sehat tapi malah dibiarkan jadi preman.
KEEMPAT, LEBIH BERHARGA ONGKOS DARIPADA NYAWA PENUMPANG. Jangankan kenyamanan, nyawa penumpang tidak pernah terpikirkan oleh mereka. Sopir plus kernet dikejar target, diuber setoran, maka keselamatan apalagi nyawa manusia tidak pernah terlintas sama sekali. Kebut-kebutan, jalan yang zigzag itu sudah biasa.
Terobos lampu merah atau pembatas kereta api sudah biasa. Saat penumpang naik atau turun mereka tidak peduli caranya sudah aman apa nggak. Penumpang moda angkutan ini harus siap untuk loncat saat naik atau turun karena jika tidak maka jatuh atau terpeleset itu resikonya. Bagi mereka, uang recehan sebagai ongkos itu jauh lebih penting daripada nyawa manusia. Celakanya, cara ini menjadi pembenaran bagi mereka yang harus kejar setoran tiap hari,.
KELIMA, PENUMPANG DIPERMAINKAN SEENAKNYA. Penumpang sering dioper padahal belum sampai tujuan, sudah biasa. Mobil sudah penuh tapi masih terus dipaksa atau dijejali di dalamnya samap bergelantunga dengan bodi manusia di luar, sudah biasa. Orang-orang yang jalannya lambat pas naik bus bakal malah diomelin atau diteriakin demikian juga ketika mau turun bis bisa dimarahin. Saat mau request untuk turun maka saat bisnya sedang kebut-kebutan dengan kompetitornya maka jangan harap sopir plus kernet akan menghentikan kendaraannya sesuai request Anda. Demi mengejar penumpang yang masih beberapa ratus meter di depan dioa maka dia tidak akan berhenti jika dia melihat kompetitornya lagi melaju di belakang atau di sampingnya.
KEENAM, PENGUASA JALAN RAYA JAKARTA. Sebagai penguasa jalanan maka aturan LALU LINTAS itu nggak berlaku bagi mereka. Di mata Metro Mini dan kawan-kawannya, mereka adalah penguasa jalan raya, bukan polisi. Jadi harap-harap maklum kalau dia berhenti sekenanya, memotong jalur seenak jidat di tengah kemacetan. Bahkan si kenek bisa tiba-tiba nyetop mobil atau kendaraan kita supaya si Metro Mini bisa lewat duluan. Dengan bodi besinya dia menjelma menjadi sosok yang ditakuti karena dia nggak peduli dengan kondisi bodi kendaraannya sendiri.
KETUJUH, POLUSI TINGKAT TINGGI. Dengan asap plus suara yang memekakkan telinga maka merekalah penyebab polusi terbesar di Jakarta. Jika Anda di belakang Metromini atau sejenis, siap-siap dengan masker kalau Anda naik motor karena asapnya sangat produktif. Begitu dia lewat jangan senang dulu, karena temannya akan menyusul dan kembali menyemprot Anda dengan asap dari knalpotnya yang berisik.
Hm, lengkaplah sudah derita warga Jakarta dengan kehadiran Metromini sejenis yang tampaknya terus eksis dan siap-siap memakan korban selanjutnya. Memimpikan moda angkutan yang ramah dan lebih manusiawi kayaknya masih belum memungkinkan saat ini.