Gumpalan perasaan positif berupa kasih sayang terhadap suatu objek yang dirasakan oleh manusia adalah salah satu dari pengertian cinta, namun tidak selamanya kasih sayang mendalam adalah kebenaran dari ketulusan cinta.
Cinta memiliki banyak sifat dan perwujudan, bahkan cinta juga bentuk kamuflase dari baik buruknya tujuan dalam mencintai. Cinta bukanlah kesalahan, tidak ada yang salah dengan memiliki cinta.
Hanya saja sering kali kita tidak menyadari akan sesuatu seperti ambisi, hasrat, bahkan hawa nafsu sedang bersemayam dibalik cinta, menunggu waktu dan kesempatan untuk melampiaskannya kepada apa yang dicinta.
Cinta memanglah sangat berdekatan dengan hawa nafsu, namun cinta yang tulus tak akan tergoda oleh hawa nafsu, terutama hawa nafsu sepihak. Cinta sesungguhnya akan menempuh jalan indah bersama, juga cara istimewa untuk mempersatukan nafsu dalam ikatan batin abadi.
Oleh karena itu kita sebagai manusia harus mampu mengendalikan cinta, jangan sampai dikendalikan oleh cinta, terutama cinta berlandaskan hawa nafsu. Bila telah dikendalikan hawa nafsu dan terbutakan oleh cinta, saat itulah cinta menempuh segala cara demi tercapai hasratnya.
Cinta itu sekilas akan terlihat begitu tulus tanpa disadari, itulah proses perjuangan hawa nafsu dalam mencapai tujuannya dengan bertopengkan rindu mendalam, kasih menggebu-gebu dan sering kali berhiaskan kalimat "aku mencintaimu segenap hati raga dan jiwaku" siratan kalimat itu tentunya akan meluluhkan serta meraih kepercayaan dari hati yang dicinta.
Bila nafsu adalah tujuan utama dalam mencintai, rasa cinta takkan bertahan lama, usai nafsu terlampiaskan usai sudah pula rasa yang tadinya menggebu-gebu dan terlihat begitu indah, hilang sekejap berganti menjadi rasa benci bahkan lebih besar dari rasa cinta sebelumnya.
Sumber cinta menentukan kemana arah cinta akan berlabuh, cinta bermuarakan ketulusan pastinya menghadirkan keindahan, kedamaian dan kenyamanan bagi siapa saja yang mencinta dan dicinta. Namun bila cinta berlandaskan hawa nafsu akan menjerumuskan para pencinta dan yang tercinta kedalam kelicikan, kepalsuan serta kebencian abadi.
Sejatinya, cinta membawa kita kepada kebahagiaan, mengantarkan kita pada kedamaian dan menempatkan kita pada kenyamanan. Setiap orang berhak mencintai dan dicintai, jangan sampai kita jatuh pada cinta yang terkontaminasi oleh hawa nafsu belaka lalu menenggelamkan kita pada cinta sesat dan sesaat sehingga cinta itu menjadi Cinta Tebu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H