Berada seorang diri dan kesepian bukan hal yang sama. Orang yang sedang bertugas keluar kota ataupun keluar negeri, boleh jadi hatinya senang. Membayangkan oleh oleh yang akan dibawa pulang untuk anak isteri tercinta
Saya masih ingat saat mencoba menjadi Pedagang antar kota Padang -Medan, saya menumpang bus ALS. Pada waktu itu Padang Medan butuh waktu 17 hingga 20 jam. Walaupun berada sendirian selama perjalanan, saya sama sekali tidak merasa kesepian. Karena hati dan pikiran masih melekat wajah isteri tercinta, yang memeluk saya dan membisikan:' Hati hati ya Koko. Lin tunggu Koko pulang ya"
Tapi ada orang yang makan di restaurant mewah, tapi merasa kesepian. Karena tidak ada yang menemani dan sudah terbayang ntar pulang kerumah juga tidak ada siapa siapa yang menantinya. Untuk mencoba mengusir kesepian, dicoba nya melirik ke layar Ponsel. Tapi Ponsel sterile dari pesan masuk, karena memang tidak punja sahabat. Orang tipe seperti ini banyak terdapat dalam masyarakat di kota besar. Kesepian ditempat keramaian.
Mental disorders
Bila hal ini terus berlanjut maka tipe manusia seperti ini mulai terjerumus kedalam kondisi mental disorders
Masalah kesehatan mental ini terbukti berdampak pada kesehatan fisik
Sebuah kajian penelitian yang terkenal menemukan bahwa kesepian (lonely), isolasi sosial, dan hidup sendiri berpotensi mengalami risiko kematian dini
Para peneliti menemukan bahwa kesepian sama mematikannya dengan merokok 15 batang per hari. Orang yang kesepian memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar untuk meninggal lebih awal daripada mereka yang memiliki teman teman.
Untuk menunjukkan bahwa hal ini bukanlah hasil imaginasi saya, maka izinkanlah saya kutip sebait dari sumber berita
- Why Loneliness Is Harmful
Researchers have found that loneliness is just as lethal as smoking 15 cigarettes per day. Lonely people are 50 percent more likely to die prematurely than those with healthy social relationships.