Terasa Ujian Hidup Teramat Berat
Dalam kondisi hidup sudah berkecukupan ,apapun kata orang kita dengan mudah bersikap masa bodo. Kalaupun terkadang ada komentar yang terasa agak miring, mudah kita tepis dengan prinsip EGP - Emangnya Gua Pikirin? "
Tetapi dalam kondisi terpuruk , rasa sensitive kita selalu mendominasi suasana hati.. Apalagi bertamu ke rumah kerabat tapi hanya diterima di depan pintu pagar Terasa sangat menusuk hati.
Suatu waktu, Putra kami sudah seminggu sakit dan sering kejang kejang. Untuk kedokter,sama sekali tidak ada uang Semua barang perhiasan isteri sudah lama ditunaikan demi untuk tetap bertahan hidup kami bertiga. Pada waktu itu anak kami baru satu orang. Bahkan semua pakaian yang masih laku dijual sudah kami jual.
Karena itu saya memberanikan diri untuk mendatangi rumah kerabat kami yang kaya. Tiba didepan pintu pagar,saat saya disambut oleh pembantu rumah tangga Om saya. Saya sampaikan bahwa saya ingin ketemu sama Om dan tante saya, sambil menyebut nama saya disebut dan nama orang tua saya. " Sebentar saya tanyakan ya" kata si Mbak, sambil berjalan masuk.
Selang beberapa saat,si Mbak kembali dan bilang:' Maaf ya. Bos bilang:" lagi sibuk, tidak bisa terima tamu "
Saya terpana dan bilang:' Baiklah Mbak ' Dengan suasana hati yang galau dan terluka,saya meninggalkan rumah Om saya yang kaya.
Dianggap remeh, sehingga diri kita dianggap tidak layak masuk ke dalam rumah nya, sungguh sangat melukai amat sangat. Terus mau apa? Mau bunuh diri? Atau mau mengamuk?
Syukurlah, saya sudah kenyang makan olokan dan hinaan, dari orang-orang yang awalnya saya harapkan dapat mencarikan solusi agar dapat mengubah nasib. Karena itu, apalah artinya ditambah dengan satu atau bahkan sepuluh hinaan lagi?
Cuplikan Pengalaman Hidup
Karena itu sering kali saya tuliskan bahwa hidup tidak seindah kisah Cinderella. Yakni Sang Pangeran jatuh cinta pada sang Putri. Mereka menikah dan hidup berbahagia selama lamanya.