Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Monumen Bukti Indonesia Aplikasikan Hidup Bertoleransi

Diperbarui: 2 April 2024   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Sewaktu kami berdua masih aktif berkelana dari Sabang hingga Merauke, salah satu daerah yang sudah lama sekali ingin kami kunjungi, akhirnya jadi kenyataan. 

Banyak saran dari nasihat dari teman teman,agar kami membatalkan rencana traveling ke Aceh. 

To the point saja, karena kami berdua menyandang predicate 'double minoritas ". Yakni sudah Tionghoa, Katholik pula lagi. Begitu antara lain nasihat dari beberapa orang teman.. 

Tetapi sebagai orang yang terlahir di negeri Ini , sebelum era kemerdekaan, yakni era Dai Nippon tahun 1943. Kami berdua merasa diri sebagai orang Indonesia. Yang bebas mau berkujung kemana saja, selama tidak melanggar rambu rambu hukum. Karena itu kami berdua bertekad untuk tetap berkunjung ke Aceh

Dokumentasi pribadi/ berfoto bersama Pak Asrul Adami dan Jasman di Kampung Persahabatan Indonesia -Tiongkok 

Dissmbut Hangat 

Tiba di Bandara Aceh,kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan  pak Jasman. Sebelum diantarkan ke hotel, kami diajak. makan masakan khusus Aceh  Tentu saja kami terima dengan segala senang hati. Usai makan, kami diantarkan ke Hotel Lading. 

Kami diterima dengan sangat baik oleh Pak Haji,pemilik hotel tersebut. Kami istirahat Karena sore Hari akan dijemput untuk diajak jalan jalan.

Dokumentasi pribad

Kami berdua sempat beristirahat sekitar satu jam. Tak lama kemudian kami dijemput oleh pak Asrul Adami dan Jasman.Diajak minum kopi luwak dan kemudian berkunjung ke Kampung Persahabatan Indonesia - Tiongkok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline