Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Rendah Hati Terbit dari Lubuk Hati Terdalam

Diperbarui: 25 Januari 2024   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

Bukan Trik Pencitraan Diri

Karena itu tidak dapat dipaksakan. Demi untuk pencitraan diri bisa saja orang bermain sandiwara. Duduk makan bersama dengan Tukang Becak dan menyalami orang orang yang lagi berbelanja di pasar. Di jepret sana sini dan esok harinya menjadi headline di berbagai media.

Tetapi bagi orang yang memang dari lubuk hatinya bersifat rendah hati,maka kemanapun dirinya melangkah, selalu dengan rendah hati menyapa setiap orang yang berpapasan.

Pelajaran paling berharga dalam perjalanan hidup yang kami lalui adalah merasakan kesedihan bagaimana menjadi orang yang sama sekali tidak dihargai. Selama bertahun tahun tak satupun undangan yang datang kepada kami. Karena kami berdua hidup dalam kemiskinan dan tinggal di Pasar Tanah Kongsi di Padang.

Seperti kata peribahasa "Bila Anda tertawa maka seluruh dunia akan ikut tertawa Tetapi bila Anda menangis maka merataplah seorang diri 

Rendah hati terlahir dari pengalaman merasakan penderitaan hidup selama bertahun tahun. Setelah nasib berubah, mampu berdamai dengan diri sendiri. Pengalaman pahit getirnya kehidupan pribadi, tidak dihargai dan diremehkan,bukannya memanfaatkan nasib yang sudah berubah untuk membalas dendam, tetapi justru dijadikan motivasi untuk menghargai orang lain,siapapun dirinya.

Mampu menerima perubahan gaya hidup.Serta sama sekali tidak merasa malu menceritakan kehidupan masa lalu yang pernah hidup dalam kemiskinan. 

Mampu menerima tantangan kehidupan sebagai kesempatan untuk mengubah sikap mental menjadi lebih baik.

Dengan jujur mengakui bahea setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.

Rendah hati tidak akan mengurangi apapun yang ada pada diri kita.Sebaliknya keangkuhan diri, hanya mempertinggi tempat jatuh.

Dalam hal ini saya jadi ingat peribahasa kuno:" jadikanlah Ilmu Padi sebagai pedoman hidup. Semakin berisi semakin merunduk"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline