Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Memaknai Arti Natal

Diperbarui: 27 Desember 2023   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

Serta Mengaplikasikan Dalam Hidup

Setiap orang tentu saja bebas memaknai arti Natal dalam kehidupannya.. Yang boleh jadi berbeda dengan cara kita memaknainya. Mana yang benar dan mana yang salah tentu bukan hak kita untuk menghakimi.

Tulisan ini semata mata berbagi cuplikan pengalaman hidup pribadi, bagaimana kami memaknai arti Natal .Serta bagaimana mengaplikasikan dalam perjalanan hidup.

Natal yang terindah yang kami rasakan adalah saat merayakannya ditengah-tengah keluarga tercinta.

Inti  Natal adalah:" Kasih"  Yang ditandai dengan berbagi terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan. Tidak musti dalam wujud financial, tapi bisa saja dalam bentuk perhatian yang tulus.

Ada tersirat dalam the wisdom words:' A thousand miles of a journey begin with the first step " Sejauh apapun tujuan yang ingin ditempuh selalu diawali dengan langkah pertama.

Hal ini berlaku juga dalam berbagi kasih. Yakni diawali dengan menerapkannya terlebih dulu dalam keluarga sendiri.

Dokumentasi pribadi 

Keluarga adalah prioritas pertama dalam menapaki hidup di dunia ini.Alangkah naifnya , bila merayakan Natal besar-besaran diluar sana bersama orang lain, sementara dalam keluarga sendiri tidak ada kedamaian.


Input sumber gambar


Selain dari ritual  keagamaan di gereja, saat kebersamaan di tengah tengah anak mantu cucu serta cicit cicit, sungguh merupakan sebuah moment terindah dalam merayakan Natal bagi kami sekeluarga.

Dalam luapan kegembiraan hati tentu saja tidak lupa bahwa diluar sana masih banjak orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Menyumbangkan sebagian dari uang atau pakaian layak pakai, untuk orang-orang yang tidak mampu, agar mereka juga dapat merasakan sepotong kasih dalam perayaan Natal.Tanpa memilah, mereka itu beragama apa ataupun mungkin tidak beragama. Beginilah kami memaknai Natal secara universal. Sepotong pakaian hangat, yang mungkin bagi kita sudah tidak digunakan lagi, bisa jadi bagi orang lain ,justru merupakan sesuatu yang sudah lama di dambakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline