Renungan Yang Ditulis 12 Tahun Lalu
Tadi pagi secara tanpa sengaja saya menemukan kembali renungan diri yang saya tulis pada tanggal 1 Juli 2012 ,sewaktu kami berada di Pekanbaru. Kalau saya menuliskan kata :"Kami" mohon diartikan saya dan isteri tercinta . Jadi bukan membahasakan diri kayak pejabat gitu .
Bukan kalimat yang spektakuler,melainkan kalimat sangat sederhana. Untuk jelasnya saya re -write disini. Awalnya mau saya tulis renungan tersebut secara utuh,tapi tetiba ingat,bahwa walaupun tulisan kita sendiri,tidak boleh ditulis ulang secara mentah mentah. Karena walaupun sudah berlalu 12 tahun ,tapi esensial dari pesan dalam renungan tersebut ,menurut saya masih tetap relevan untuk dijadikan renungan diri :
Renungan di sore hari:
Kita tidak dapat berbicara tentang kasih,bila kita tidak tahu apa makna kasih yang sesungguhnya.
Kita tidak bisa mengajarkan orang lain tentang memaafkan ,bila kita sendiri tidak mampu memaafkan.
Memaafkan dengan mulut sangat mudah, tetapi memaafkan dengan hati, sungguh membutuhkan ketulusan yang mendalam.
Sesungguhnya tidak seorangpun dapat memberi, sesuatu yang ia sendiri tidak memilikinya.
Pekanbaru, 01 Juli,2012
Saya bagikan renungan diri yang sesungguhnya untuk mengingatkan diri sendiri,agar jangan pernah mengajarkan orang lain bagaimana meraih sukses,sementara hidup pribadi sendiri masih morat marit ? Bagaimana mungkin kita mengajarkan orang lain agar mengasihi sesama dengan setulus hati,kalau diri sendiri tidak mampu menyayangi anggota keluarga sendiri ?