Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Istri Bukan Pengikut Suami

Diperbarui: 1 Maret 2023   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi Tjiptadinata Effendi

Tapi Menjadi Pendamping Yang Setia

Kalau tempo dulu, di KTP dikolom pekerjaan tertulis pekerjaan isteri: "Ikut suami". Kalau diterjemahkan sebagai "pengikut" berarti kemana saja suami pergi, isteri ikut. Kalau boleh diibaratkan dengan truk gandengan, maka yang mengemudikan kendaraan adalah suami, sedangkan isteri hanya berfungsi sebagai gandengan. Kemana saja dibawa sopir, ia ikut Sopir mengantuk dan truk masuk keselokan, maka gandengannya ikut terbalik.

Syukurlah di kemudian hari, kolom perkerjaan bagi isteri, sudah dimodifikasi, bukan lagi: "Ikut suami" melainkan " Ibu Rumah Tangga"  yang berarti memliki peran, mengatur kehidupan dalam rumah tangga. Bila dianalogikan, maka  dalam menjaga keseimbangan dan keselamatan rumah tangga, suami dan isteri adalah ibarat rel kereta api. Masing masing menjalani tugasnya secara berdampingan. 

teluk-bayur-effendi-roselina-63fec732c767483e8b507722.jpg

Tentu saja, yang namanya analogi,tidak mungkin dijadikan patokan dalam menjalani hidup berumah tangga, tetapi sebagai gambaran, bahwa istri jangan sampai hanya sebatas sebagai: "Pengikut". Melainkan mendampingi. Sehingga suatu waktu, bila suami mengantuk atau ngebut, maka sebagai pendamping. Diminta ataupun tidak, wajib mengingatkan, agar jangan mengemudikan kendaraan kalau lagi mengantuk. Kalau suami ngebut, maka isteri harus mengambil inisiatif untuk mengingatkan suami. Bukan unntuk mengambil alih kemudi, melainkan demi keselamatan bersama'

Hal yang tampak sangat sepele, tapi sesungguhnya merupakan fondasi dalam membangun rumah tangga.  Karena itu dalam membangun sebuah rumah, selalu fondasi diperkuat terlebih dulu sebelum membangun. Perlu dipelajari situasi dan kondisi tanah. Kalau perlu ditimbun dan diusahakan agar tanah menjadi padat Baru kemudian di cor untuk membangun Pondasi. Karena membangun rumah seindah apapun, bila pondasi tidak kuat,maka hanya akan mampu bertahan berberapa tahun. Begitu ada gempa atau bahkan goncangan, maka pondasi goyah dan rumah ambruk.

Begitu juga dalam kehidupan berumah tangga. Acara pernikahan itu mudah, hanya berlangsung beberapa jam. Tapi pernikahan adalah untuk semur hidup

Semoga tulisan ini ada manfatnya

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline