Semoga Jadi Contoh Teladan Bagi Generasi Muda
Asro Sikumbang , lahir di kota Padang Panjang, 29 September ,1993. Masih muda dalam usia,yakni baru 30 tahun. Tapi sudah sejak lama mengabdikan dirinya,untuk berbagai kegiatan sosial,dalam upaya mengawal Budaya Minang dan Budaya lainnya.
Asro yang kini bekerja sebagai Karyawan Kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat. Pernah menjadi perintis gerakan bersama pelaku tradisi dalam Gerakan Minang Bagurau Mendunia .
Serta aktif dalam berbagai gerakan terutama dalam bidang budaya dan sosial. Tidak hanya sampai disana,Asro Sikumbang yang memiliki nama asli Asro Suardi aktif dalam berbagai kegiatan budaya dan sosial di Sumatera Barat.
Hal ini tampak,dalam keikut sertaannya memonitor kegiatan Hari Raya Imlek dan Perayaan Cap Goh Me di Kota Padang yang merupakan event terbesar bagi masyarakat Tionghoa di Sumatera Barat yang telah ada sejak lama.
Panggilan jiwa terhadap budaya, suka bersilaturhami, berorganisasi, sinergi, kolaborasi serta gerak bersama dan pengalaman dari background pendidikannya,yang sejak awal sudah memilih mengambil Sekolah Kejuruan dan pernah mengenyam pendidikan seni di Institut Seni Indonesia Padang Panjang.
Karena itu tidak salah,bila sejak itu Asro tidak pernah absen dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan di Sumatera Barat.
Dikala sebagian generasi mileneal menghabiskan waktu untuk main game dan terpancang pada gawainya,justru Asro sibuk sepanjang hari ikut berbagai kegiatan budaya dan sosial ,dalam lingkup Sumatera Barat serta aktif membangun komunikasi dengan lingkup Indonesia. Sumatera Barat sejak dulu kala dikenal dengan keberagaman suku ,budaya dan agama . Di Padang,ada Kampung Tionghoa,ada Kampung Nias,Kampung Keling, Kampung Jawa dan seterusnya. Tapi dalam segala perbedaan,bahasa Padang menjadi alat komunikasi yang sangat efektif,mempersatukan semuanya. Baik warga keturunan Tionghoa,keturunan India,Nias dan Jawa, sejak lahir sudah berbahasa Padang, Walaupun ada yang menyebut,:'bahasa Padang Minang dan bahasa Padang Kelenteng" tidak menjadi masalah,karena hanya berbeda dalam membahasakan diri,seperti :"gua lu dan Ambo serta aden "
Aktif masuk struktur organisasi dan kegiatan Kebudayaan sejak tahun 2013 hingga kini, Pernah menjabat sebagai Ketua, Sekretaris, Divisi Penelitian dan Pengembangan ,Divisi Adat dan Budaya Divisi Kerjasama dan sponsorship. Setiap jabatan,selain merupakan sebuah kepercayaan dari publik,sekaligus mengandung tanggung jawab yang besar. Berperan aktif dalam kegiatan budaya, tentu saja tidak semua orang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena yang dituntut,bukan hanya sekedar kepandaian dan kecerdasan,tapi terutama penguasaan tentang esensial dari kebudayaan itu sendiri.