Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Segepok Uang
Acara bagi bagi Angpau,masih terus berlanjut bagi yang baru ada kesempatan untuk bertemu. Karena Imlek baru berakhir hingga Cap Go Meh.Tradisinya,yang mendapatkan Angpau adalah anggota keluarga yang belum bekerja ,termasuk tetangga dan anak anak sahabat yang datang berkunjung di hari raya Imlek. Bagi anak anak yang sudah berkerja dan mempunyai penghasilan yang memadai,boleh ikut memberikan angpau kepada keponakan,tapi tidak diwajibkan .
Bila anak anak semua sudah berkeluarga,maka saatnya,anak anak yang memberikan angpau bagi orang tua.sesuai kondisi keuangan masing masing. Tapi bagi bagi angpau ,hanya berlangsung sekali dalam setahun. Bagi bagi angpau merupakan ungkapan rasa suka cita menyambut Tahun Baru Imlek dan sekaligus mengaplikasikan hidup berbagi .Karena bagi bagi angpau tidak hanya semata kepada anggota keluarga,tapi setiap anak yang datang berkunjung . Termasuk orang dewasa yang hidupnya jauh dari mencukupi,juga mendapatkan angpau.
Orang tua tidak perlu memberikan angpau kepada anak anak yang sudah berkeluarga dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk kado tak ternilai.
Ada Kado Yang Tak Ternilai
Cara lain untuk menunjukkan kasih sayang kepada keluarga ,adalah dengan menjaga dan merawat kesehatan diri kita pribadi. Cara ini merupakan kado tak ternilai bagi anak mantu dan cucu cucu. Coba bayangkan,bila kita jatuh sakit,maka bukan hanya diri sendiri yang merasakan penderitaan,tapi juga seluruh anggota keluarga.
Mungkin kita semua sudah pernah mendengarkan,demi kecintaan kepada orang tua,anak rela menjual hartanya ,bahkan sawah ladang di gadaikan,demi mendapatkan uang untuk biaya berobat orang tua. Sebagai salah satu contoh,sewaktu saya mengalami accident ,tergelincir di tangga pesawat,karena gerimis dan anak tanggga pesawat licin. Sementara di bahu saya menyandang tas berisi dua buah laptop. Kehilangan keseimbangan diri,hingga tulang rusuk membentur tangga pesawat.
Syukur saya tidak sampai jatuh tergolek. Tiba dirumah puteri kami di Wollongong,malamnya saya tidak bisa tidur dan demam tinggi .Putri saya menyarankan untuk memanggil GP yakni dokter yang tugas dan bisa dipanggil datang kerumah. Tetapi ,saya bilang :"Nggak apa apa",dengan harapan,setelah tidur,esok mungkin sudah sembuh. Tetapi ternyata dugaan saya meleset. Malamnya saya tidak bisa tidur dan esok hari saya mulai batuk batuk dan sesak nafas , Pada waktu itu belum ada Covid. Maka puteri kami langsung menelpon dokter
Dokter datang dan setelah memeriksa,menyarankan esok pagi saya dibawa ke Medical Centre,karena diprediksi kondisi saya cukup parah. Esok harinya,saya dibawa ke Medical Centre. Hasil rontgen,paru paru saya terinfeksi ,karena luka dalam akibat benturan yang keras tulang rusuk dengan tangga pesawat. Dokter yang memeriksa saya,memberikan surat rujukan :"Emergency Patient " . Go to the hospital right now " kata dokter.
Saya didampingi isteri,dibawa oleh puteri kami ke Wollongong Public Hospital. Saya sudah tidak mampu berdiri,maka dibawa dengan kereta dorong,khusus untuk patient. Langsung masuk keruang Emergency. Hasil rontgen,paru paru saya tiga perempat sudah terinfeksi. Langsung masuk ke Kamar Karantina.Sedih banget rasanya. Sakit di negeri orang dan tidak boleh ditemani. Isteri dan putri kami memeluk saya dan mengatakan,bahwa mereka sudah harus pulang,karena sudah malam....