Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Kata "Darling" dan "Love" Sudah Tidak Sakral Lagi

Diperbarui: 21 September 2022   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto kiriman fey down/foto sewaktu kami diundang sarapan pagi di salah satu Cafe di Joondalup oleh sahabat Kompasianer Fey Down Specialist Scammer

Mengapa Begitu?

Kalau dulu, kata:"darling" hanya terdengar dalam pembicaraan antar anggota keluarga. Baik antara suami isteri,maupun antara orang tua dan anak anak mereka.  Atau antara sepasang muda mudi yang lagi dimabuk cinta. Tetapi belakangan ini,kosa kata: "darling" sudah tidak lagi sakral, karena diucapkan hanya sebagai basa basi bisnis.

Beberapa tahun lalu, sewaktu mau minum Capucinno di salah satu Cafe, si mbak yang bertugas, sambil tersenyum manis menyapa: "Good morning darling, what can I do for you?" Tentu saja saya kaget dan melihat kebelakang,mungkin bukan ditujukan kepada saya. Tapi kembali si mbak mengulangi: "Coffee or Capucinno darling?" Karena memang pada waktu itu,hanya saya dan isteri yang ada didepannya,maka saya jawab: "Two capucinno please"

Dan si mbak masih lanjut bertanya: "One or two sugar darling ?"  Two sugar of each please" jabwab saya. Tetiba saya dicubit oleh isteri saya dan langsung diinterogasi,sambil berbisik: "Hmm koko kenal dimana ?" Wuih. ya kenal disini sayang." Jawab saya, sambil meringis kena cubit. Tapi, kemudian baru tahu,hahwa panggilan: "darling " tersebut, tak lebih sekedar basa basi bisnis.

Darling Berganti dengan kata: "Love"

Tapi sejak tahun ini, kata "darling" agaknya sudah dianggap kuno atau basi, sehingga diganti dengan kata: "Love". "Good morning love., what can I do for you?" Wuih, bagi yang lagi pacaran, kalau tidak paham, bisa putus lantaran mendengarkan sapaan manis: "darling atau love". 

Padahal seperti yang sudah dijelaskan di atas, semuanya hanya sebatas basa basi bisnis belaka. Jadi, kalau suatu waktu berkesempatan jalan ke Australia dan saat ke restoran atau ke Cafe, pasangan kita disapa dengan sebutan: "darling". jangan sampai berantem. 

Mungkin di Indonesia, gaya bisnis dengan kata kata"sayang" ini, boleh jadi sudah juga diterapkan di tanah air kita. Tapi bulan lalu ,sewaktu pulang kampung dan keliling dari kota ke kota, yang panggil kami dengan sebutan Opa  atau Oma sayang ,maupun Ayahanda dan Bunda sayang, hanyalah  dari sahabat sesama Penulis di Kompasiana dan keluarga dekat kami saja. Di restoran, kami berdua belum pernah mendengarkan panggilan "sayang ", mungkin masih dianggap "tabu " di Indonesia.

Semoga tulisan kecil ini, ada manfaatnya, setidaknya menjadi masukan bagi yang akan keluar negeri, khususnya ke Australia. Jangan lupa lain negeri lain pula gaya dalam berbisnis

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline