Peran Serta Masyarakat Secara Nyata
Tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Berbagai acara seremonial menandai peringatan hari buku nasional ini. Tetapi sejauh ini,belum tampak ada gerakan untuk secara nyata memberikan dukungan, mendorong minat baca bagi keluarga tak mampu. Selain dari perpustakaan yang disediakan oleh pemerintah dan gerakan literasi yang diselenggarakan dalam skala lokal seperti yang dimoderasi oleh Inspirasiana.
Dalam hal ini, mungkin kita dapat belajar atau setidaknya mencontoh gerakan literasi yang dilakukan oleh masyarakat di Australia. Kemarin saya dan isteri berkunjung ke Ops Shop.di Hill Street, Illawarra,yang lokasinya, lumayan jauh.Kami sering kesini, untuk ikut menyumbangkan pakaian bekas dari anak cucu,yang masih layak pakai,tapi sudah kekecilan. Begitu juga buku buku sekolah, karena kini kedua cucu kami sudah kuliah.
Seluruh buku buku yang disumbangkan disini, masih dalam kondisi sangat baik, bahkan sebagian masih dalam kondisi baru. Dan untuk memberikan kesempatan kepada warga yang hidupnya pas pasan menurut takaran di sini, buku buku tersebut dijual dengan harga hanya 10 cent perjudul atau senilai Rp.1000.-- (seribu rupiah). Setiap pengunjung boleh membeli buku tersebut dan memilih sesuai selera. dengan harga hanya 10 cent perbuku.
Pakaian Bekas Hanya 1 Dollar
Selain dari buku buku,ada ratusan pakaian bekas yang berasal dari sumbangan warga,termasuk dari kami sekeluarga Dan pakaian pakaian tersebut dijual dengan harga hanya 1 dollar.
Pernah beberapa tahun lalu diadakah Fashion Show dengan syarat ,pakaian yang dipakai ,lengkap dengan sepatu ,topi dan sal,tidak boleh lebih dari 25 dolar. Tujuannya adalah untuk mendorong warga yang kurang mampu,agar jangan memaksa diri membeli pakaian baru,karena pakaian bekas juga cukup bagus untuk digunakan,