Ilustrasi: Supplied/abc.net.au
Akibat Tabrakan Panen
Beberapa tahun lalu, saya pernah menulis tentang satu buah alpukat harganya 4.5 dollar atau senilai Rp 50.000. Karena itu, semasa harga buah alpukat melangit, kami hentikan mengonsumsi buah alpukat dan menggantikan dengan buahan lainnya yang jauh lebih murah. Misalnya buah apel dan buah pir yang harganya hanya berkisar 1 dolar perkilogram atau senilai 10 ribu rupiah.
Dan kami mulai menanam pohon Alpukat untuk mengantisipasi, seandainya harga aplpukat stabil di harga 4 hingga 5 dollar perkilogram dan 3 tahun kemudian dari 2 batang pohon alpukat yang berbuah, sekali panen, kami mengumpulkan lebih dari 400 buah alpukat yang kami bagi bagikan kepada tetangga dan teman teman. Dan sejak itu, kami tidak perlu beli buah alpukat karena pohon alpukat di rumah kami berbuah lebat. Harga buah alpukat yang sangat menggiurkan ini, menyebabkan para petani ramai-ramai menanam pohon alpukat.
ket. foto: sewaktu harga alpukat sangat menjanjikan/dokumentasi pribadi
Queenlands dan Western Australia Panen Alpukat Serentak
Tetapi belakangan ini, baik negara bagian Queensland maupun negara bagian Western Australia, tanaman pohon alpukat panen serentak sehingga harga buah alpukat menjadi anjlok, mencapai harga di bawah 1 dollar. Hal ini merupakan pukulan berat bagi para petani mengingat biaya upah buruh dihitung perjam untuk memetik buah. Belum lagi biaya transportasi untuk mendistribusikan ke supermarket. Karena itu, setelah sebagian petani membiarkan alpukatnya membusuk, setelah dipanen, karena tidak ada yang mau membeli dengan harga yang dapat menutupi biaya operasional. Sebagian lagi petani mengambil keputusan untuk membiarkan buah alpukat busuk di pohon, ketimbang mengupahkan orang memetiknya dan tidak tahu mau dijual di mana?
Ternyata kejadian yang sering terjadi di Indonesia terjadi juga di sini walaupun beda jenis hasil pertanian dan perkebunan.
sumber bacaan: abc.net.au