Juga Tidak Perlu Mendatangi Perumahaan Kumuh
Dulu kalau orang mau menerapkan hidup berbagi,maka jalan satu satunya adalah mendatangi perumahan kumuh ataupun parkir kendaraan dan turun ke kolong jembatan. Hasil kunjungan,orang yang dibantu senang ,selain dari mendapatkan perhatian dan kasih sayang ,juga menerima bantuan ala kadarnya.
Tetapi sejak era Covid 19,kunjungan kebawah kolong jembatan ataupun keperumahan kumuh,sudah tidak memungkinkan lagi,karena terlalu beresiko terkena dampak berbagai gangguan kesehatan. Tetapi bukan berarti ,bantuan kemanusiaan juga harus dihentikan. Kini dengan hanya duduk manis di ruang tamu,sambil menikmati secangkir kopi hangat yang disediakan isteri tercinta plus sepotong goreng pisang hangat hangat,setiap orang dengan hanya memainkan jari jemari diatas tuts tuts laptop atau Ponsel.tetap dapat memberikan bantuannya kepada siapa saja.
Menceritakan ,bagaimana cara kita dapat tetap membantu meringankan beban saudara saudara kita yang menderita,bukan berarti pamer kebaikan. Apalah artinya bantuan ala kadarnya yang kita berikan? Kalau membangun rumah untuk bantu orang miskin,bolehlah pamer,tapi kalau cuma sesuap nasi bukanlah hal yang patut dipamerkan Melainkan sebatas mengingatkan dan sekaligus memotivasi,bahwa saat kita duduk dalam ruangan hangat ditengah keluarga tercinta,masih ada jutaan saudara kita yang hidup dalam tenda tenda . Hal kecil tak berarti bagi kita boleh jadi sangat berharga bagi orang lain khususnya yang hidup berkekurangan
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H