Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Benarkah Citizen Journalist Menulis untuk Kalangan Atas?

Diperbarui: 18 Februari 2022   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pinterest.com/princesasempreendedoras.com

Sedangkan Jurnalis Profesional Menulis Untuk Dibaca Semua Lapisan Masyarakat

Seandainya saya bukan salah seorang Penulis yang disebut sebagai salah seorang dari Citizen Jurnalist atau Jurnalis Warga, maka begitu membaca judul yang menohok diatas, saya akan dimarahi beramai ramai. Bahkan boleh jadi akan di Polisikan, karena dianggap mencemarkan nama baik dari Jurnalis Warga. 

Di antara sekian banyak sanak keluarga yang ikut membaca tulisan saya dan isteri yang dipostingkan di Kompasiana,a da seorang keponakan saya yang komplain, sambil bercanda:" Om ,yang bisa membaca tulisan Om dan Tante, hanyalah dari kalangan menengah keatas. Sedangkan tulisan Jurnalis Profesional dapat dibaca oleh semua lapisan masyarakat.  

Hingga disini, saya belum paham maksud  Jack, putera sahabat kami,yang sudah saya anggap sebagai keponakan saya. Saya kira hanya sekedar bercanda. Tetapi Jack mengatakan: "Bahwa untuk dapat membaca tulisan di Kompasiana, minimal harus punya Ponsel. Dan tentunya Ponsel yang masih ada pulsanya. Tanpa memiliki prasarana ini, orang tidak mungkin dapat mengakses tulisan di Kompasiana.

Sedangkan apa yang ditulis di Koran, dapat dibaca oleh semua orang. Seandainya tidak punya uang untuk beli koran, maka hanya dengan bersabar hingga esok harinya, maka koran sudah mengalami masa kadaluarsa dan tidak lagi bernilai jual. Sehingga dapat dibaca oleh orang banyak, apalagi bila ditempelkan di dinding Kantor Kelurahan ataupun Kantor Camat. Sedangkan para pembaca dari Kompasiana adalah mereka yang memiliki sarana Laptop atau Handphone dan tentunya pulsa untuk mengakses tulisan di Kompasiana 

Lebih jauh ,masih sambil bercanda ,Jack mengatakan ,hal ini dapat dilihat dari tulisan yang paling banyak dibaca adalah tulisan tentang perkembangan politik , investasi puluhan juta rupiah, cara mengelolah keuangan keluarga, mode dan musik . Sedangkan berita tentang banjir dan kelaparan di desa,jarang yang mendapatkan tempat di kolom Terpopuler ,apalagi di Kolom Artikel Utama. K Masih  menurut Jack yang juga adalah salah seorang Silent Reader di Kompasiana ,hal ini membuktikan bahwa Kompasiana masih belum merakyat. Tentu saja ,saya tidak merasa perlu untuk berargumentasi,apalagi posisi saya hanyalah sebagai satu dari sekian puluh ribu Penulis di Kompasiana ini.

Setidaknya bersyukur

Setidaknya kita patut bersyukur ,bahwa keberadaan para Penulis sebagai bagian dari Citizen Journalisme atau Jurnalis Warga, telah memiliki wadah untuk menulis ,yang dapat diakses oleh seluruh pembaca di dunia.Walaupun tidak mungkin dapat terjangkau oleh mereka yang tidak punya Laptop atau minimal Ponsel yang masih ada pulsanya.  

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline