Di Australia Hanya Dapat Satu Buah
Saya dapat informasi dari salah seorang keponakan kami di Jakarta,katanya harga pepaya di Supermarket adalah Rp. 20.000 perbuah . Saat saya ceritakan,bahwa kami baru saya membeli sebuah pepaya dengan harga 20 dollar atau senilai Rp.200.000 .-- Dengan setegah berteriak,Sherly bilang :" Wah,Om kalau di Jakarta bisa dapat satu keranjang "
Buah Pepaya sejak dulu ,tidak termasuk dalam kriteria buahan bergengsi dimata masyarakat. Buktinya,bila berkunjung kerumah teman atau membezuk sanak keluarga yang lagi sakit atau melahirkan,hampir tidak ada yang membawa buah pepaya sebagai buah tangan atau oleh oleh. Biasanya,orang mencari buah apel atau buah peer maupun buah anggur ,karena dianggap jauh lebih bergengsi dibandingkan buahan lokal seperti buah pepaya .
Di Australia Merupakan Buah Elite
Beda negeri, beda pula budayanya. Kalau di Indonesia punya rumah permanent dan di garasi ada 2 atau 3 kendaraan ,sudah dianggap sebagai orang kaya. Tapi disini,punya mobil sama sekali bukanlah sebuah kebanggaan,karena tukang batu atau tukang las ,juga punya mobil pribadi.Bahkan wanita yang biasa datang mengepel lantai dan membersihkan toilet dirumah puteri kami,kendaraannya lebih bagus dibandingkan kendaraan putri kami. Jadi takaran dan rasa kaya yang berbeda secara total.
Cerita lain adalah,bila di Indonesia,mana ada Boss yang mau berjalan kaki sambil menenteng secangkir kopi ditangannya? Kalau dilakukan mungkin dianggap orang aneh,bahkan boleh jadi dianggap sinting. Tapi disini adalah hal yang sangat biasa,bila musim dingin tiba,rata rata orang orang berdasi berjalan sambil memegang secangkir kopi hangat.
Kembali Kejudul
Perbedaan cita rasa dan sudut pandang ini ,juga tampak secara nyata dalam memilih buahan sebagai pelengkap makanan dirumah. Buah Apel dan buah Peer yang di tanah air kita merupakan buahan elite dan bergengsi,disini sama sekali tidak dilirik orang .