ilustrasi: www.pinterest.com
Tidak Serumit Membaca Garis Telapak Tangan
Kalau kita setuju pada prinsip bahwa "Apa yang keluar dari hati dan tertuang dalam sebuah karya tulis adalah gambaran jiwa dari Penulisnya," maka membaca kepribadian Penulis di Kompasiana sungguh tidak perlu belajar membaca garis telapak tangan. Karena semuanya sangat jelas dan terang benderang.
Tipe Penulis Gelombang Cinta
Esensial tulisannya sarat dengan kisah cinta. Saat jatuh cinta, maka dalam sehari bisa menghasilkan beberapa puisi indah yang diwarnai kisah cinta, rindu, kangen dan sendu. Tapi saat terjadi korsleting dan putus cinta, maka Penulisnya bukan hanya putus cinta dengan kekasihnya, tapi juga stop menulis di Kompasiana. Akunnya sepi sendiri selama berbulan-bulan, hingga tiba saatnya bila jatuh cinta lagi, baru mulai menulis lagi. Tipe Penulis ini senang bila dikunjungi, tapi sibuk urusan cinta, sehingga jarang ada kesempatan untuk saling mengunjungi.
Tipe Penulis Peramal
Inti tulisannya adalah meramal tentang jodoh, nasib, dan peruntungan dan mampu mengartikan setiap angka dan langkah. Setiap nomor ada artinya. Mampu melihat masa lalu dan masa depan. Tulisannya terkadang melalang buana ke masa sebelum dirinya lahir ke dunia ini, tapi terkadang meroket jauh melampaui segala zaman. Tipe Penulis ini mampu menulis hingga seribu kata, tapi sangat irit kata bila menyapa sesama Penulis.
Tipe Penulis Yang Suka Menggurui
Penulis yang termasuk dalam kategori ini biasanya adalah orang yang tidak mampu mengupgrade diri dari era kolonial ke era mileneal. Tipe Penulis ini terobsesi untuk selalu nyinyir memberikan nasihat sana sini dan tulisannya terkesan "itu ke itu juga" yang bagi umat mileneal,tentu saja terasa membosankan . Foto yang ditampilkan adalah foto kebanggaan pribadi .(contoh aktual Penulis yang bernama Tjiptadinata Effendi)
Tipe Penulis All Round