Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

A to Z Korupsi dari Masa ke Masa

Diperbarui: 10 Desember 2021   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay.com

Ditulis Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Bagi yang belum pernah terlibat langsung dengan praktik korupsi dalam perjalanan hidupnya, maka tidak ada salahnya mengatakan "Lawan korupsi! Jangan dikasih ruang hidup. Sekecil apapun korupsi adalah bagaikan api dalam sekam yang sewaktu waktu dapat membakar hangus semuanya." Tapi bila sudah pernah mengalaminya, baru sadar bahwa tidak semudah itu memberantas korupsi. 

Karena itu, izinkanlah saya membagikan pengalaman pribadi hidup dalam lingkungan birokrasi dimana uang rokok dan salam tempel sudah membudaya. Saya singkat saja ceritanya agar jangan sampai bertele tele dan menyebabkan orang bosan membacanya. 

Saat saya mulai berusaha sebagai seorang Eksportir Kopi dan Cassia Vera serta rempah rempah ditahun 1975, saya menyewa sebuah gedung di Jalan Niaga. Yang sekaligus menjadi Kantor dan bagian belakangnya sebagai gudang produksi yang lumayan bisa menampung barang barang dalam jumlah puluhan ton. 

Hari Pertama 2 truk bermuatan kopi Robusta dari Kerinci tiba di depan gudang yang merupakan pesanan saya dari salah seorang Pedagang yang juga pelanggan cassia vera.

Truk sudah parkir dengan posisi bagian belakang menghadap ke pintu gudang,agar lebih mudah bagi para pekerja untuk membongkar puluhan karung berisi kopi kedalam gudang untuk ditimbang .

Tetapi tetiba ada yang mengetuk pintu kantor dan dibukakan oleh sekretaris kami. Ternyata seorang petugas. Memberi hormat dan kemudian mengatakan "Maaf Boss, truk tidak boleh parkir disini karena akan mengganggu lalu lintas."

Lalu saya jelaskan bahwa saya punya izin untuk bekerja disini dan sekaligus ada izin untuk produksi digudang sambil memperlihatkan surat izin. Tetapi yang bersangkutan bilang " Maaf pak, kami tidak menanyakan  masalah izin tapi disini dilarang truk parkir" Baru hari pertama masalah sudah tiba, begitu pikir saya. 

Kalau saya ribut dengan petugas ini maka berarti hari pertama melangkah sudah ternoda dengan persengketaan walaupun disana tidak ada tanda tanda dilarang Parkir. Karena itu saya tenangkan hati saya dan memanggil petugas tadi "Dik, mari duduk sini, kita ngomong ya "

Dan si petugas melangkah dan berdiri persis didepan saya dan berkata "Siap pak" Lalu saya bilang "Dik,tolong saja diatur ya. Saya kan mau bekerja disini  dan selanjutnya kita akan jadi tetangga. Tolong diatur mana yang baik dan kalau ada keperluan apa apa, saya siap membantu. Kita saling membantu ya dik" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline