ket.foto: sewaktu mengajar di SD RK II ST.FRANSISKUS di Padang,tahun 1967 /dokumentasi pribadi
Disayangi Guru dan Murid Sungguh Sebuah Kebahagiaan Tak Ternilai
Saat saya menyampaikan pesan via WAG ,bahwa kami berdua rencananya akan pulang kampung,segera setelah kondisi memungkinkan,sambutan yang begitu hangat saya terima dari mantan murid murid di SD St.Fransiskus RK II,sungguh sangat menyentuh kerelung hati terdalam . "Kami tunggu kedatangan bapak dan ibu di Padang. Kalau berkenan,saya akan ajak bapak dan ibu jalan ke Bukittinggi. Disana kita akan menginap satu dua malam .
Semua biaya perjalanan dari Padang ke Bukittinggi ,termasuk menginap di hotel,adalah tanggung jawab saya " dikirim oleh Darwis ,salah satu murid saya di kelas VI SD yang baru saja merayakan ultah ke 66 tahun. Darwis kini sudah menjadi seorang Pengusaha Sukses .Sebelumnya menjadi Pimpinan BCA cabang Padang
Lalu disambung oleh Un."Selama bapak dan ibu di Jakarta,adalah tanggung jawab saya" Un . Ini hanya sekedar contoh saja,betapa rasa kasih sayang dari mantan murid murid saya,menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Sebelum covid kami sudah ketemu di Padang dan di jakarta dan sempat makan bersama.
Beragam hadiah saya dapatkan ,bahkan ada angpau dalam jumlah yang cukup fantastis. Rasa bahagia,tentu bukan lantaran banyak dapat kado dan angpau,melainkan rasa kasih sayang dari mantan anak anak didik saya,yang kini rata rata sudah berusia antara 62 - 66 tahun.
Bahkan mantan Siswa SMP Pius,dimana saya sempat mengajar selama 2 tahun,kini sudah berusia rata rata 70 tahun .Karena sewaktu mengajar ,usia saya sekitar 24 tahun.
ket,foto: bersama salah satu mantan siswa saya di SMP PIUS,usianya 70 tahun./dokumentasi pribadi
Memperlakukan Murid Seperti Anak Sendiri