Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Kenangan Sejak Usia 11 Tahun yang Tak Terlupakan

Diperbarui: 13 November 2021   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : kompas.com

Persahabatan Tidak Ada Sekat

Setiap orang pasti memiliki kenangan manis dan sekaligus kenangan pahit dan menyedihkan  .Dan kenangan tidak mampu dihambat oleh perbedaan status. Misalnya antara manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang konon paling mulia dan paling suci diantara segala makhluk di Semesta ini dengan hewan bernama  Ayam

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan,kami tinggal di jalan Kali Kecil di daerah Pulau Karam di kota Padang. Dari nama :"Pulau Karam" sudah dapat diterka.bahwa begitu hujan lebat turun sepanjang hari,maka rumah kami akan kebanjiran. 

Karena hanya 50 meteran dibelakang rumah,ada kali yang menyambung ke Sungai Batang Arau.  Terkadang tidak hujanpun,bila air pasang naik,maka rumah kami mulai terendam air. Tapi karena sejak kecil sudah lahir dan dibesarkan disana,banyir sama sekali tidak ada masalah,karena dirumah kami tidak ada perabot Yang ada hanya satu meja makan dan bangku yang terbuat dari batang kelapa yang dibelah .

Banyir Membawa Berkat

Bagi saya pribadi,banyir membawa berkat. Karena rumah kami menjadi tumpuan arus,maka semua barang yang hanyut dari Pasar Tanah Kongsi, akan melalui pekarangan rumah ,sebelum menyatu dengan air Kali Kecil. Saya berdiri di teras rumah,sambil  memegang bambu yang ujungnya dipasang pengait dari besi. Setiap ada barang yang hanyut saya tarik dan periksa isinya,bila ada yang masih bisa digunakan atau dimasak,akan saya ambil . Ada keranjang berisi sayuran  dan ada juga keranjang yang berisi buahan ,yang tentu saja tidak saya biarkan lewat begitu saja. 

Suatu Waktu

Suatu waktu ,ketika banjir datang lagi dan seperti biasa,saya sudah siap dengan pengalah bambu dan mengait apapun yang kira kira masih bisa digunakan. Tetiba saat sebuah keranjang berhasil saya gaet dan saya angkat keatas rumah,ternyata isinya adalah beberapa ekor anak ayam. 

Alangkah bahagianya hati saya,serasa bagaikan dapat hadiah tak ternilai dari langit . 

Sudah lama saya ingin memelihara ayam,tapi kondisi keuangan keluarga jauh dari mampu untuk beli ayam. Kini saya hitung ada 7 ekor anak ayam. 

Sejak saat itu,anak anak ayam tersebut saya rawat dengan kasih sayang . Setelah bisa mencari makan sendiri,setiap pagi saat saya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki,ketujuh ekor anak ayam yang sudah mulai besar,mengantarkan saya hingga ke pintu pagar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline