Apakah Kita Bisa Dalam Posisi Seperti Sekarang?
Mengenai mengirim orang tua (baca : membuang orang tua ) ke Panti Jompo,menuai PRO dan Kontra ,sudah merupakan lagu lama yang sudah basi. Kalau boleh di analogikan di era Orba,orang yang dianggap merepotkan,maka bukan dibuang ,tapi "di Duta Besarkan " ke Afrika atau ke Atlantika. Kira kira begitulah ilustrasinya. Kalau ditanya ke Orba,jawabannya:"Bukan dibuang,tapi dihargai. Disana kan bisa menikmati hidup tanpa harus kerja dan juga tanpa harus merepoti orang lain?"
Nah,seandainya orang tua kita dulu berprinsip,ketimbang anak anak merepotkan di rumah mana ada yang bandel lagi,titip saja dipanti asuhan,agar orang tua bisa kerja cari uang dan tidak terganggu oleh anak anak yang rewel dan bandel? Apa jadinya kita ? Silakan di renungkan secara pribadi
Alasan Yang PRO Orang Tua Dititipkan (dibuang) ke Panti Asuhan:
- anak anak semua repot
- kita punya kewajiban membesarkan anak anak
- ibu rewel dan susah diatur
- daripada terlantar dirumah lebih baik tinggal di Panti Asuhan
- juga tidak merepotkan kami anak anaknya
- cukuplah sekali setahun kami temui
- tinggal di Panti Jompo dibayar dengan uang kami
- orang tua wajib membesarkan kami
- tidak ada hutang budi
- kami wajib membesarkan anak anak kami
- lagi pula kan enak bag orang tua punya teman disana
- dan seterusnya dan seterusnya
Alasan yang Kontra
- orang tua bukan barang rongsokan
- yang kalau sudah tidak berguna lagi dibuang ke tong sampah
- orang tua bukan virus yang harus dienyahkan dari kehidupan kita
- orang tua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita
Alasan Orang Tua Tetap Menjaga Anak Walaupun Rewel
Kami mencintai anak anak kami melebihi diri kami
Bagi yang merasa ,bahwa tinggal di Panti Jompo adalah merupakan tempat yang ideal bagi orang tua, apakah perlu kita doakan bersama sama,semoga impian mereka dikabulkan dan kelak kita kunjungi mereka di Panti Jompo? Semoga jangan sampai begitu ja
Sebuah refleksi
Kami berdua sudah puluhan kali berkunjung ke Panti Asuhan dan Panti Jompo.Menyaksikan betapa wanita yang memegang tangan kami dengan meratap,karena hanya dijeguk anaknya sekali setahun. Belum lagi ratapan seorang pria ,yang ingin menghabiskan sisa umurnya bersama anak cucu,tapi ditinggalkan di Panti Jompo,karena sering ngompol ,karena penyakit yang di deritanya.Setiap kali sehabis berkunjung ke Panti jompo,kami tidak enak makan dan tidak enak tidur ,membayangkan betapa teganya anak anak mereka
Kami bersyukur,hidup dengan dikelilingi anak anak mantu dan cucu cucu serta cicit yang menyayangi kami . Setiap bulan kami dikirimi belanja dan dilimpahi kasih sayang . Karena itu tak henti hentinya kami panjatkan rasa syukur tak terhingga