Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Bila Pertanyaan Sensitif ,Saya Jawab:"Insya Allah " Boleh Nggak Ya ?

Diperbarui: 25 Oktober 2021   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: Inilah keluarga besar kami di Padang/dokumentasi pribadi

Tidak Wajib Menjelaskan Hal Pribadi Secara Rinci 

Kalau dalam percakapan yang bersifat privasi antara sesama sahabat ,tentu saja setiap pertanyaan akan kita jawab dengan terus terang .Dan bila kurang jelas,maka kita wajib menjelaskannya. Karena informasi yang sepotong sepotong,bisa bikin binggung lawan bicara ,bahkan berpotensial merusak hubungan baik . 

Tetapi bila yang bertanya,adalah kenalan sambil lewat atau pertanyaan iseng,maka tentu kita tidak perlu membuang waktu untuk menjelaskan A to Z.  Untuk sopan santunya,mungkin kita jawab seadanya saja.  Misalnya,kalau ada yang bertanya :"Maaf ,bapak usianya sudah berapa pak?" Maka tidak ada salahnya,saya menjawab :"78 tahun" ,tapi kalau pertanyaan meluas,menanyakan berapa usia isteri saya,paling saya hanya tertawa saja atau menjawab sambil bercanda. Karena apa urusannya nanya usia isteri orang ? 

rumah-makan-bernama-6176a323010190751b78c704.jpg

ket.foto: keluarga besar kami di Padang,menyambut kedatangan kami 2 tahun lalu/dokumentasi pribadi

Pertanyaan Yang Sensitif 

Entah karena warna kulit saya yang agak gelap dan rambut saya yang memang dari sononya berombak atau karena saya selalu berbicara dalam bahasa Padang,hampir setiap saya dan isteri makan di rumah makan Padang di Jakarta,usai makan dan sewaktu membayar ,saya ditanya sambil berbisik :" Maaf Uda,isterinyo Cino yo?"

Apakah saya harus  marah dan menjawab dengan kasar :"Apa urusannya dengan anda?" ataukah saya pura pura tidak dengar? " Tentu tak elok bersikap demikian. Tapi saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar ,tentang siapa diri saya dan apa agama saya ,serta apa pula agama isteri saya ?" Mungkin maksud pertanyaan ,hanya ingin tahu atau iseng saja dan sama sekali tidak bermaksud bersikap rasial. Maka daripada mencari masalah ,maka jalan paling gampang bagi saya adalah menjawab :"Oh Iyo diek" Tapi ternyata jawaban ini tidak cukup memuaskan yang bertanya,maka dilanjutkan lagi dengan pertanyaan :"Alah Mualaf yo Uda ?( maksudnya isteri saya) 

Mau menjawab apa saja lagi?  Marah? Ya enggaklah. Kalau sekali saya marah,maka seumur hidup saya tidak akan makan lagi disana. Maka kembali saya jawab secara diplomasi :" Insya Allah" .Maka yang bertanya puas dan saya berserta isteri ,tidak meninggalkan kesan yang tidak baik bagi mereka. 

Hal ini entah sudah berapa kali,saya tidak ingat lagi. Mudah mudahan ,jawaban saya tidak salah .Dulu saya tulis :"Insyaallah" tapi salah seorang mantan murid saya yang sudah jadi Uztad menjelaskan pada saya ,bahwa penulisan yang benar adalah :"Insya Allah " ,yang kalau di bahasa Inggriskan menjadi :"If God Wills atau If God Willing " ,yakni :"Kalau Tuhan berkehendak" Dulu saya mengajar murid saya,kini saya belajar dari mantan murid saya .No problem at all.

Dengan cara demikian,setiap kali ada yang bertanya,maka jawabannya saya akan sama saja,yakni :"Insya Allah" .Semoga hal ini tidak merupakan kesalahan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline