Kepikunan Adalah Saudara Dekat Dengan Kematian
Cukup banyak orang yang berpikir, bahwa kepikunan hanya bisa terjadi pada orang yang sudah lanjut usia, padahal orang yang masih relatif muda, juga bisa terkena kepikunan. Saya berani mengatakan,karena sahabat baik puteri kami, yakni Ella dalam usia belum genap 50 tahun sudah mengalami kepikunan.
Saat diantarkan suaminya kerumah puteri kami, Ella masih tersenyum dan memeluk isteri saya, tapi tatapan matanya kosong dan ekspresi wajahnya, membuat kita yang melihat jadi merinding.
Karena pandangan matanya kosong melompong, seakan sedang berada di dimensi lain. Selang beberapa bulan kemudian Ella di panggil Tuhan.
Kepikunan dapat dikatakan merupakan saudara dekat dari Kematian. Bedanya orang pikun masih bisa makan dan minum, tapi sudah tidak mengenal siapapun lagi, bahkan tidak mengenal dirinya sendiri. Ia bisa tertawa sendiri tanpa sebab atau sebaliknya juga menangis tanpa sebab.
Cegah Sebelum Terlambat
Disamping membaca dan menulis, ternyata menurut hasil penelitian,orang yang sudah mulai memasuki usia lanjut, harus lebih banyak berinteraksi secara verbal dan jauh lebih efektif, bila menggunakan lebih dari satu bahasa, tapi tidak berarti harus bahasa asing. Bisa juga misalnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa manula bilingual lebih baik dalam mencegah memudarnya ingatan seiring bertambahnya usia daripada mereka yang monolingual.
Selain dari membaca dan menulis, berbicara lebih dari satu bahasa bisa membantu menyelamatkan kita dari penyakit Alzheimer.