Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Menikah Usia 22 dan Selanjutnya Hidup Dijajah Kemiskinan

Diperbarui: 5 September 2021   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Keterangan Foto

Seperti dapat dibaca pada tulisan yang menjadi background artikel ini,adalah Juli,5 ,tahun 1981 . Saya dan isteri dilahirkan pada era dai Nipppon,tepatnya ,saya lahir 21 mei 1943 di Padang dan isteri saya lahir di Solok, 18 Juli,1943 .Berarti lokasi seperti tampak difoto ini menjadi saksi bisu,bahwa memang benar pada tahun 1981,kami sudah mengunjungi Kau Shiung dan sekaligus ke Danau Cheng Ching .

ke.foto : di Singapore tahun 1978/dokumentasi pribadi/ bersama putera kedua irwan effendi ,yang kini anaknya sudah hampir selesai kuliah

ket.foto: bersama putera pertama kami Irmansyah Effendi,yang kini sudah punya cucu/dokumentasi pribadi

ket.foto: bersama putri bungsu kami Irvianty Effendi,yang kini anaknya sudah kuliah/dokumentasi pribadi

Sesungguhnya ,pada tahun 1978,kami sudah mulai berani melangkah melakukan traveling ke negara tetangga. Mengingat setiap kali melakukan perjalanan wisata,baik didalam maupun keluar negeri,selalu kami mengajak ke tiga anak anak kami. 

1981-berfoto-di-taiwan-taiwan-6134308106310e0f515d4ce2.jpg

Usia 37 Tahun Merdeka Secara Ekonomi

Seperti pesan orang tua di era zaman Nippon berkuasa di tanah air :"Cinta itu memang menyenangkan,tapi tidak mengenyangkan" .

Itulah yang terjadi diawal pernikahan kami. Karena sudah pernah diceritakan,maka kalau kisah yang sama diulang ulangi,adalah ibarat tamu disuguhi makanan yang sudah basi. Dan dipastikan orang yang membaca ,jadi mual mual,bukan karena hamil atau mabuk darat,tapi mabuk membaca kisah yang itu ke itu juga.

 Karena itu,saya by pass saja,langsung ke inti pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini,yakni setelah sekitar 7 tahun hidup bernafas dalam lumpur dan masih ditambah lagi 8 tahun hidup membanting tulang dan otak,serta tak lupa berdoa setiap hari,akhirnya ,badai itupun berlalu .

ket.foto: inilah rumah keluarga besar saya,di jalan kali kecil 4 no,58 ,Pulau Karam di kota Padang

Memaknai arti :" No Picture ? Means Hoax"

Sebuah sindiran yang menurut saya tepat dan mengena adalah :"No pics ,mean hoax " Orang boleh saya bercerita hilir mudik ataupun melahirkan tulisan motivasi yang berapi api dari rahimnya,tapi kalau untuk menunjang isi tulisannya,yang dihadirkan bukan foto pribadi,melainkan di unggah dari google dan sumber lainnya,maka keakuratan apa yang ditulisnya menjadi redup dan patut dipertanyakan . 

Misalnya,setiap orang bisa saja menulis ,bahwa ia sedang melakukan traveling ke Bali,tapi anehnya,foto pemandangan di Bali yang dikedepankan adalah dikutip dari getty image ataupun pinterest. Walaupun tidak ada aturan yang melarangnya,tapi esensial tulisan tidak didukung oleh foto yang meyakinkan,tentu akan menyebabkan nilai dari sebuah tulisan kehilangan point berharga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline