Inilah Konsep Andalan Agar Mampu Bertahan Menulis Selama 9 Tahun
Ada berjibun alasana mengapa orang mau menulis di Kompasiana. Sebagai contoh, mari kita simak berberapa diantaranya:
- menulis melawan lupa
- menulis terapi jiwa
- menulis kebutuhan jiwa
- menulis sekedar iseng
- menulis cari popularitas
- menulis untuk keabadian
- menulis untuk cari jodoh
- menulis untuk dapatkan K Reward
- menulis untuk kesenangan diri
- menulis untuk mengisi waktu
- menulis untuk aktualisasi diri
- dan sertusnya dan seterusnya
Setiap Orang Berhak Menentukan Alasan Mengapa Dirinya Mau Menulis di Kompasiana
Setiap orang dilahirkan dengan memliki kebebasan untuk menentukan alasan mengapa mau menulis di Kompasiana. Bahkan boleh jadi ada yang bilang "Saya tidak punya alasan apapun. Pokoknya kapan saya mau saya tulis dan kapan saya lagi bosan saya offline" Seperti isteri saya menyusun strategi bagi dirinya "Koko. Lin menulis dari Senin hingga Jumat. Sabtu - Minggu offline" .
Sempat saya bercanda "Kog kayak Pegawai Negeri, kerja 5 hari dalam seminggu?" Dan isteri saya hanya tertawa dan bilang "Ya, Sabtu Minggu saya tugas di dpr"sambil ketawa.
Walaupun isteri sendiri, tapi saya tidak berhak memaksa agar isteri saya menulis 7 hari dalam seminggu dan 365 hari dalam setahun seperti yang saya lakukan. Karena isteri saya juga puya hak untuk menentukan pilihannya, kapan mau menulis dan kapan tidak
Kembali ke Konsep Nothing to loose
Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, bagi saya pribadi "Menulis adalah bagian dari kesenangan hidup" Saya sudah tidak perlu lagi mengejar popularitas diri dan juga tidak mengejar reward karena sudah mendapatkan penghargaan tertinggi di Kompasiana yakni "Peraih Kompasianer of the Year 2014 " serta sudah menyandang gelar "Maestro", mau apa lagi?
Konsep yang saya terapkan agar mampu bertahan menulis selama hampir 9 tahun di Kompasiana tidak pake rumit rumit, yakni cuma satu dan sangat sederhana, yakni "Menulis dengan prinsip nothing to lose" Tidak pernah Headline selama setahun juga tidak mengurangi niat untuk terus menulis. Dibaca hanya oleh belasan orang dan dikomentari 10 orang juga sudah merupakan hal yang saya syukuri.
Dengan demikian saya menulis tanpa beban. Umumnya sebuah artikel saya siapkan dalam waktu kurang dari 30 menit. Dari mulai mengetik dan mengupload gambar hingga finishing touch saat jari menekan tombol "tayang" Dengan jalan sangat sederhana ini semangat menulis saya tidak akan tergerus oleh berbagai faktor yang dapat menjadi hambatan untuk terus menulis
Bagi saya, menulis adalah bagian dari kegembiraan hidup karena dapat saling bercanda dan saling mengomentarai sesama Penulis di Kompasian. Apalagi banyak yang memanggil saya dengan sebutan:"Ayahanda dan Opa" wuih senang banget hati saya. Serasa dimana mana ada orang yang menyayangi saya