Terus Pilih Yang Mana ?
Bahasa klise yang sejak dulu dijadikan perisai bagi sebagian orang tua ,untuk mencari pembenaran diri adalah:"Semua orang tua dimuka bumi ini ingin anak anak nya sukses " . Sehingga jangan sampai ada yang menyalahkan orang tua yang memaksakan kemauannya pada anak mereka. Karena toh tujuannya baik yakni anak anak sukses. Karena orang tua lebih tahu mana yang baik bagi anak anaknya
Benarkah demikian?
Ada yang benar tapi tidak semuanya. Karena sebagian orang tua mematok suatu keharusan anaknya harus mengambil jurusan tertentu bukan demi kesuksesan anaknya tapi terlebih demi kebanggaan keluarga. Demi menjaga "nama besar "" keluarga sebagai Pengusaha ,banyak orang tua yang tega memberikan ultimatum kepada anak mereka
"Pokoknya papa mau kalian kuliah dijurusan bisnis, sehingga dapat melanjutkan mengelola perusahaan keluarga .Jangan lupa papa sudahati matian membangun usaha,jangan sampai berakhir ditangan kalian !"
Akibat Pemaksaan Kehendak
Salah satu filosofi yang selalu saya ingat adalah:",Belajar dari kegagalan orang lain sama penting dengan belajar tentang kesuksesan " Sudah tak terhitung banyaknya contoh contoh hidup,tentang kegagalan anak anak ,karena secara terpaksa melanjutkan studi di jurusan yang bertolak belakang dengan keinginan hatinya. Karena itu,kami belajar dari kegagalan orang lain,maka saat ketiga anak kami,tidak satupun yang tertarik untuk melanjutkan usaha kami sebagai Eksportir kopi dan cassia,maka kami sama sekali tidak kecewa.
Putra pertama dan kedua memilih jurusan Computer Science ,sedangkan putri kami memilih interior disain. Setelah ketiganya berkeluarga,maka kami memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan usaha kami , Dengan pertimbangan,bila kami terus terbelenggu mencari uang sepanjang hayat,maka kelak cucu cucu kami tidak akan mengenal kami ,karena tak satupun dari ketiga anak kami yang tinggal di Padang lagi.
Kami sama sekali tidak menyesal mengambil keputusan ini,walaupun banyak sahabat bisnis di Padang ,yang menyarankan agar kami tetap melanjutkan usaha yang kami rintis dengan susah payah. Dengan membebas tugaskan diri kami dari segala pekerjaan bisnis,maka kami memiliki kebebasan penuh untuk menikmati hidup sesuai dengan irama hati kami. Serta dapat berkunjung dari keluarga anak pertama, kedua dan ketiga secara bergantian dan kemudian kembali lagi di Australia.Hidup adalah sebuah pilihan dan kami bersyukur tidak salah memilih jalan hidup kami. Dan ketiga putra putri kami sangat menyayangi kami,karena sama sekali tidak pernah kami mendiktekan jurusan apa yang ingin ditekuni
Tjiptadinata Effendi