Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Cerpen: Selamat Jalan Sahabatku, Pergilah dengan Damai

Diperbarui: 11 Mei 2021   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: https://fpscs.uii.ac.id/

Fiction From True Story

Malam ini  usai santap malam,seperti biasanya  Bram memanfaatkan waktunya untuk membalas pesan pesan yang masuk ,baik yang masuk via WA ,maupun yang masuk lewat email. Yang rutin diperiksanya adalah pesan masuk lewat WA ,karena lebih mudah membaca dan menjawabnya. Sedangkan email hanya dibuka sekali seminggu,karena memang kebanyakan Bram saling berkirim kabar baik dengan sahabat sahabatnya,maupun antar sesama anggota keluarga. Lebih simple dan lebih hemat waktu .Tapi untuk mengabaikan secara total pesan masuk lewat email,rasanya ia juga tidak tega,siapa tahu ada pesan penting yang dikirimkan melalui email.

Tetiba matanya tertuju pada nama yang sangat dikenalnya selama bertahun tahun,bahkan termasuk salah satu sahabat karibnya,pada waktu beberapa tahun yang lalu. Awalnya Bram mengira ,boleh jadi hanya persamaan nama saja,tapi entah kenapa ada keinginan yang kuat untuk membaca pesan tersebut. Ternyata memang benar dari sahabat lamanya  Teddy ,yang sudah bertahun tahun tidak lagi saling berkirim kabar. Masalahnya adalah masalah klise,yakni masalah pinjam meminjam .

Pada waktu itu,Teddy datang kerumah Bram dan menyampaikan bahwa ia dikasih waktu oleh Pemilik rumah ,bila dalam waktu 3 x 24 jam tidak bisa melunaskan tunggakan kontrak rumah,maka ia sudah harus pindah atau akan dilaporkan ke Polisi. Bram masih ingat,Teddy datang dengan wajah murung dan frustuasi. Sesungguhnya,kondisi keuangan Bram pada waktu itu,sangat buruk,karena ia barus saja habis ditipu sahabat bisnisnya dalam jumlah yang fantastis. 

Sambil memegang tangan Bram ,Teddy memohon dengan sangat agar Bram mau membantu meminjamkan uang dan akan dilunaskan  segera kendaraannya terjual Karena kalau ia buru buru menjualnya,maka harganya sangat rendah. Teddy minta waktu ,paling lama 2 bulan ,seluruh pinjaman akan dikembalikan .

Uang Tidak Kembali ,Sahabat Hilang

Mengingat persahabatan mereka yang sudah berlangsung bertahun tahun lamanya,Bram sungguh tidak tega untuk mengecewakan sahabat baiknya, Setelah merundingkan dengan isterinya,akhirnya uang dipinjamkan kepada Teddy,dengan catatan maksimal setelah dua bulan,uang akan dikembalikan secara utuh. 

Alangkah senangnya hati Teddy mendapatkan pinjaman,sehingga ia dan keluarganya tidak jadi terusir dari rumah.  Berkali kali Teddy mengucapan terima kasih ,bahkan ia mengajak anak isterinya berkunjung kerumah Bram ,untuk mengucapkan rasa terima kasihnya.

Tetapi menjelang dua bulan kemudian,Teddy sudah jarang menelpon ataupun mengirim WA kepada Bram seperti biasanya. Bagi Bram sama sekali tidak  ada masalah,karena yakin sahabat baiknya tidak mungkin ingkar janji. Tetapi dua bulan sudah berlalu,sama sekali tidak ada tanda tanda bahwa pinjaman akan dikembalikan. Padahal Bram sudah harus pindah ke kota lain,karena urusan pekerjaan  .Hingga disaat itu,Bram sama sekali tidak terpikirkan bahwa sahabatnya akan ingkar janji,malahan ia cemas  jangan jangan Teddy sakit. Maka setelah berkali kali telpon tidak diangkat,mak Bram mengunjungi rumah kontrakan Teddy. Tetapi ternyata yang tinggal disana,sama sekali tidak dikenalnya. Pemilik rumah mengatakan,bahwa Teddy dan keluarganya sudah pindah ke Pekanbaru dan nomor telponnya yang lama sudah tidak lagi digunakan Dan sejak saat itu,Bram sudah mengikhlaskan semuanya ,karena ia tidak ingin pikiran dan suasana hatinya menjadi galau hanya gegara sahabatnya ingkar janji

Kini Dihadapannya Ada Surat dikirm via email dari  Teddy

Dengan menarik nafas panjang ,dibacanya lambat lambat isi email tersebut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline