Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Rancak di Labuah, Sebuah Sentilan

Diperbarui: 6 Mei 2021   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi:perduki.com

Secercah Kearifan dari Sumatera Barat

Bagi yang terlahir di Sumatera Barat,apakah berasal dari Suku Minang ataupun yang karena takdir menyebabkan ia lahir di Tanah Minang ini,sudah pasti paham akan arti dan makna dari filosofi :"Rancak di Labuah "  Rancak artinya: indah,bagus ,menyenangkan ,mengagumkan  Sedangkan kata :"di Labuah" bermakna : diluar ,dijalan atau penampilannya .Ayah saya almarhum dilahirkan di Labuah Silang salah satu kampung di pinggiran kota Payahkumbuh. Dalam nama Labuah Silang berarti :"Jalan yang memiliki persimpangan"

Kembali ke Judul

Rancak di Labuah ini dikiaskan kepada orang yang penampilannya :"wah,keren,gagah ,ganteng,elegan,santun,penuh kasih sayang dan seterusnya,tapi semua yang dikedepankan adalah semacam kamuflase untuk menutupi keadaaan yang sesungguhnya. Hal ini terjadi bukan hanya di Sumatera Barat,tapi merambah semua suku bangsa di dunia, Untuk membuktikannya,tidak perlu bersusah payah berselancar di google atau bertanya kepada Professor,karena ada begitu banyak contoh contoh hidup yang berlangsung sejak dulu,hingga saat ini disekeliling kita. 

Bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi dalam lingkungan keluarga kita sendiri. Seseorang yang diluar mendapatkan sanjungan dari berbagai pihak,karena telah menyumbang sana sini,memberikan nasihat bagaimana hidup saling mengasihi dan saling memaafkan,tapi keluarga tersendiri terkapar sakit tidak ditengok dan hanya saat penguburan hadir lagi dengan wajah yang dibuat seakan akan sangat sedih dan terpukul

Hal ini bukan merupakan bagian dari mengungkit kejelekan orang ,melainkan untuk saling mengingatkan,agar jangan sampai diri kita ikut terseret menjadi sosok manusia  yang :"rancak di labuah"  . 

Hendaknya Kasih Itu Jangan Pura Pura

Selanjutnya menerapkan :"giving is giving". Dalam dunia bisnis,semua diperhitungkan,Setiap pengeluaran tenaga dan uang,harus ada pengembalian yang menguntungkan. Tetapi hal ini tidak berlaku bila berhadapan dengan hal hal yang bersifat kemanusiaan,melainkan :"giving is giving" ,memberi ya memberi ,titik

Hanya sebuah renungan kecil tentang makna :"rancak di labuah" Jangan sampai kita terjebak di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline