Tertawa Palsu Akan Menjadi Racun Bagi Orang Lain
Tertawa adalah obat terbaik di dunia. Atau dalam bahasa yang kebarat baratan dikenal "Laughter is the best medicine in all over the world" Jadi tertawa itu banyak artinya dan berbeda efeknya. Tertawa yang mengungkapkan rasa bahagia merupakan bagian dari rasa syukur kepada Tuhan. Tetapi ada ketawa yang patut dihindari, yakni:
- tertawa sinis
- menertawakan kekurangan orang
- menertawakan penderitaan orang
Yang akan menyebabkan hati orang menjadi terluka. Hal yang tidak hanya dilakukan oleh orang orang yang tidak berpendidikan tapi juga dilakukan oleh orang orang yang seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang banyak. Misalnya menyaksikan orang yang tergelincir karena menginjak kulit pisang atau sesuatu yang licin, sehingga jatuh tertelentang, ada yang tega merekam kejadian ini dan menjadikannya bahan lelucon.
Bahkan pada saat MH370 hilang secara misteri bersama dengan 239 orang penumpang dan awak pesawat, tidak sedikit yang menjadikannya bahan lelucon yang tentu saja sangat menyakitkan bagi keluarga korban. Hal ini saya rasakan secara pribadi karena 2 orang anak kakak kandung saya ikut hilang bersama MH370.
Setiap Orang Berhak Ketawa, Tapi Ada Moral Yang Membatasi
Bila dalam pesta ulang tahun atau pesta pernikahan, maka adalah sangat wajar kita ikut bergembira bersama keluarga yang mengundang kita, Atau kalau kita membezuk orang sakit dan ingin menghiburnya dengan humor segar dan ikut tertawa bersama sahabat atau keluarga yang sakit, tentu saja tidak ada masalah.
Tapi bila kita datang kerumah duka, walaupun tidak ada tulisan "Dilarang ketawa", tetapi ada tatakrama dan moral yang melarang kita agar jangan tertawa disaat orang lain sedang bersedih hati. Apalagi bila ada yang meninggal dunia.
Ilmu Kehidupan
Hal semacam ini tidak pernah diajarkan di sekolah manapun dan hanya dapat dipelajari di Universitas Kehidupan, karena merupakan bagian dari ilmu kehidupan. Bahwa tertawa itu sehat, tapi menertawakan orang itu menyakitkan. Dikampung halaman saya ada peribahasa mengatakan "Muluik galak hati manangieh"
- Muluik-mulut
- galak - ketawa
- manangieh- menangis
Hal ini dikiaskan kepada seseorang yang mencoba menutupi kesedihannya dengan tertawa, tapi karena suasana hatinya dipenuhi kepedihan maka ketawa yang keluar menjadi tidak wajar. Setiap orang dapat membedakan mana yang ketawa karena bahagia dan mana ketawa sinis atau pura pura ketawa padahal hatinya terluka
Karena itu dalam hidup ini, dalam hal ketawapun ada rambu rambu tersendiri,yang membedakan mana ketawa yang terbit dari hati yang gembira dan mana ketawa yang direkayasa.