Tidak Cukup Hanya Dengan Semboyan
Bahwa perbedaan bukanlah sebuah kutukan,melainkan sebuah berkah,semua orang sudah sangat memahaminya. Tinggal terserah pada pribadi masing masing dalam upaya mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kalau mau berbicara sejujurnya,kita tidak mungkin dapat menyukai semua orang ,karena ada kalanya terjadi benturan sifat ataupun karena berbeda sudut pandang dalam kehidupan.
dokumentasi pribadi
Yang dapat dilakukan adalah :"jangan pernah membenci seorangpun " Karena sebuah kebencian ,akan menjadi virus yang akan menyebar keseluruh ruang kehidupan kita ,sehingga kita tidak mungkin lagi mengontrolnya dan akan menghancurkan kedamaian yang ada didalam hati kitadokumentasi pribadi
Belajar Dari KehidupanBelajar dari kehidupan yang dijalani,akan menghadirkan butir butir pencerahan dalam diri kita,agar semakin arif dan bijak dalam memaknai arif sebuah kehidupan.Termasuk hidup dalam lingkungan yang berbeda dalam banyak hal. Boleh jadi beda suku,beda budaya ,beda bahasa serta beda dalam menjalani iman kepercayaan masing masing. Karena hidup ini sesungguhnya merupakan Universitas Kehidupan,dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar tentang apa saja,termasuk tentang menyikapi hidup dalam keberagaman.
dokumentasi pribadi
Sehingga dengan demikian,kita dapat membangun fondasi sikap mental dalam diri masing masing,bahwa perbedaan bukanlah sebuah dinding pemisah atau jurang pembatas,apalagi disikapi sebagai sebuah kutukan.Justru sebaliknya dengan belajar dari Universitas Kehidupan,kita akan bersyukur dapat hidup ditengah keberagaman,sehingga dapat saling melengkapi dan saling mengingatkan.dokumentasi pribadi
Hidup Tak Lepas Dari Hukum Tabur TuaiSiapapun adanya diri kita,percaya atau tidak percaya,tidak akan pernah dapat menghindar dari Hukum Tabur dan Tuai. Apa yang ditabur sewaktu masih muda,akan dituai saat kita menjelang menjadi tua. Tulisan ini adalah cuplikan dari pengalaman hidup kami,yang sudah lulus dari Universitas Kehidupan dengan gelar :"P.H.D" yakni Poor Hungry and Desperate .. Karena bersyukur kepada Tuhan,karena sudah pernah menjalani hidup sebagai orang miskin,menderita sakit dan hidup tak ditengok sebelah mata oleh orang,kami mampu hidup dalam segala perbedaan,serta menghadirkan srasa simpati dan empathy menyaksikan derita orang lain
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI