Tidak Hanya Terjadi di Indonesia
Selama ini,mungkin yang terpikirkan oleh kita bahwa sifat kurang menghargai buahan produk lokal hanya merupakan sifat dari kebanyakan warga di negeri kita. Tapi setelah tinggal di Australia,baru sadar,bahwa hal ini juga terjadi di dalam masyarakat lokal disini. Sesungguhnya,bukan tidak menghargai,tapi hanya karena sudah bosan dan jenuh,makan buahan yang "itu ke itu juga" Maka secara naluri,selera mencari sesuatu yang berbeda dan hal itu terdapat pada buahan impor.
Sebagai contoh , buah jambu biji harganya 12 kali lipat dibandingkan dengan harga buah apel.Seperti yang tampak pada gambar . Harga jambu biji yang kecil kecil dan sama sekali tidak menarik di negeri kita,disini harganya $11.99 atau senilai sekitar Rp.120.000 perkilogram
Malahan buah apel diberikan secara gratis,tidak dilirik anak anak disini.Saya menyaksikan buah apel ini tergeletak hingga berhari hari ditempat yang sama ,hingga membusuk dan diganti dengan buah yang baru.Karena tidak ada minat anak anak disini untuk mengambilnya.
Harga kentang,satu kantong isi 4 kilogram hanya dilabel $.1.49 atau senilai Rp.15.000 ,yang berarti sekilo harganya kurang dari 4 ribu rupiah. Saking banyaknya hasil produksi,harga kentang dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan . Bagaimana petani disini bisa tetap mengelolanya,mengingat upah buruh sangat tinggi,saya sungguh tidak tahu.
Tampak kentang menumpuk ,tanpa dilirik oleh para pengunjung Supermarket. Silakan dibandingkan dengan harga ubi merah,yang harganya $.5.48 perkg yang berarti sekitar 55 ribu perkilogram .Yang bila dibandingkan dengan harga kentang ,adalah 13 kali lipat lebih mahal
Ternyata Terjadi Hal Yang Sam
Kesimpulannya, kalimat "Tidak menghargai produk buahan dalam negeri sendiri " agaknya harus direvisi. Karena sesungguhnya bukan karena tidak menghargai, melainkan karena sudah bosan dan sesekali ingin mencicipi buahan impor .Kekeliruan ini saya juga ikut terlibat. Baru.sadar setelah menyaksikan bahwa hal yang sama juga terjadi di Australia.
Tulisan ini tentu bukanlah berarti meninggalkan buahan lokal, karena cita rasa buahan lokal tidak bisa tergantikan dengan rasa buahan import
Hanya saja sudut pandang agaknya perlu di revisi.
ket.foto : semua foto adalah dokumentasi pribadi
Tjiptadinata Effendi