Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Novel Kehidupan (Bagian ke 2)

Diperbarui: 24 Februari 2021   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Edy Terpeleset dan Jatuh

Saat Edy berusaha untuk turun untuk mengambil sebungkus mie diatas rak ,kursi yang dijadikan tempat berpijak bergeser,karena sudah berada dalam genangan air banjir dan tanpa dapat ditahan,Edy jatuh terjerembab kedalam air banjir . Ia merasa bagian lututnya ada yang sobek,karena sewaktu terjatuh menghantam sudut meja. Seluruh tubuhnya berada dalam genangan air banyir,bahkan beberapa teguk air masuk dan tertelan . Ia mencoba bangkit berdiri,tapi sempoyongan . Sekilas terbayang wajah isteri dan anaknya yang pucat pasih,menyebabkan suatu tenaga merasuk kedalam dirinya. Apapun yang terjadi pada dirinya,bagi Edy,anak dan isterinya adalah nomor satu  Ia mendengar suara isterinya berteriak dengan nada pilu dan diiringi suara putranya ,yang menjerit histeris .Tapi ia belum mampu menjawab. Baru beberapa saat kemudian, Edy berteriak:"Sayang ,papa  aman,tidak ada apa apa.cuma basah saja. Ntar papa  naik ya"

Dengan menahan sakit,ia mampu berdiri dan memanjat rak untuk menjangkau sebungkus mie yang tadi sebelum air semakin tinggi,sempat di amankan disana,bersama dengan beberapa lembar pakaian yang kering.,termasuk sebuah termos yang sudah lusuh dan berisi air panas,ikut dikumpulkan Semuanya dimasukkan kedalam kantong plastik bekas yang ada disana dan mengikat dilehernya. Karena kedua belah tangannya harus bebas,agar dapat menggapai tiang penyangga plafond kedai merangkap tempat tinggalknya ,agar bisa kembali keloteng mendampingi anak dan isterinya. 

Berhasil Naik ke atas loteng

Dengan susah payah,akhirnya Edy berhasil naik keatas loteng. Saking senangnya ,ia lupa bahwa lututnya sobek dan berdarah. Menyaksikan hal ini isterinya  berteriak tertahan  :"Aduh, lututnya berdarah pa" . Mardi puteranya tetiba menangis histeris :" Papa maafkan Mardi ya pa.kalau Mardi tidak menangis minta makan tadi, papa tidak akan luka..maafkan Mardi ya papa mama"  

Mendengar anaknya yang belum genap 4 tahun,sudah begitu peduli akan keselamatan dirinya,Edy yang biasa tabah dan tegar menghadapi beban hidup,tak kuasa menahan air matanya ,mengalir dan menyatu dengan tetsan air banyir yang menetes dari rambutnya. Dilepaskannya satu persatu pakaiannya ,yang  basah kuyup dan mengganti dengan pakaian kering ,yang dibawanya dari bawah . Edy  merobek kaus dalam yang sudah lusuh untuk membalut luka dilututnya yang terus mengeluarkan darah Kemudian ia memeluk anak dan isterinya ,sambil menghibur mereka,bahwa dirinya hanya luka tergores .

Matanya melirik kesana kemari dan dengan hati hati melangkah  Mengambil ember kecil yang biasa digunakan untuk menampung air hujan,bila atap bocor. Dibersihkan seadanya  dan memasukkan sebungkus mie yang berhasil diselamatkan. Menuangkan sebagian air termos yang dibawanya, Menunggu sesaat dan memberikan kepada anak isterinya. Tapi Mardi menolak dan mengatakan :"Papa dan mama  .kita makan bersama sama ya.Mardi tidak mau makan,bila hanya Mardi yang makan" Yang diucapkannnya dalam bahasa anak anak . Suami isteri ini  menangis terharu menyaksikan betapa putera mereka yang belum genap berusia 4 tahun,sudah memiliki hati yang peduli kepada kedua orang tuanya

Akhirnya ,sebungkus mie yang direndam seadanya dalam ember.dimakan bersama sama. Menyaksikan putranya makan dengan semangat, pasangan suami isteri ini sangat gembira. Tetiba  Edy merasakan tenaganya hilang sama sekali,mungkin akibat darah yang terlalu banyak keluar. Ia berusaha untuk tegar .. tapi semuanya terasa gelap  ... (bersambung)

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline