Jauh Lebih Mendalam Dibandingkan Seribu Kata
Sebuah contoh teladan ,jauh lebih bernilai dibandingkan puluhan kotbah. Dan contoh teladan tidak harus berasal dari orang sesuku,seiman dan selevel.tapi bisa datang darimana saja. Dikampung halaman saya ada peribahasa:" Alam takambang Jadi guru." Yang artinya setiap peristiwa alam,sekecil apapun dapat dipetik hikmahnya .Dan masih disambung lagi dengan kalimat :"Belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat " Salah satunya adalah mendidik anak anak kita sejak sedini mungkin,untuk memahami arti dan makna dari hidup damai dalam keberagaman. Dunia anak anak,lebih memahami contoh teladan yang mereka saksikan,ketimbang kotbah panjang lebar tentang bagaimana mengasihi sesama manusia,walaupun bukan sesuku dan bukan seiman. Dan saksi bisu dari contoh teladan itu adalah sebuah foto.
Dengan memandang foto ini, terkadang kita sebagai makluk ciptaan Tuhan yang dikatakan paling mulia,seharusnya merasa malu,karena tidak jarang sesama saudara sekandung ,saling berebutan untuk mendapatkan sesuatu. Bahkan tidak jarang saling berantem . Cobalah perhatikan anak anak anjing ini,mereka makan bersama pada satu piring .Saya tidak perlu menjelaskan apa apa ,karena gambar dapat bercerita jauh lebih baik ketimbang saya.
Berbeda Suku Bangsa Tapi Mereka Saling Mengasihi
Ada tertulis :"Kasihilah sesamamu manusia,seperti dirimu sendiri." Kalimat yang sangat indah ,namun sejujurnya hingga memasukki usia ke 78.saya belum mampu mengaplikasikannya secara utuh dalam perjalanan hidup ini. Saya dan isteri masih perlu terus belajar,bagaimana membuka pintu kasih terhadap siapapun,tanpa memilah mana yang sesuku dan mana yang seiman. Kami berdua sudah sejak puluhan tahun lalu mencoba menerapkannya dalam perjalanan hidup kami,tapi masih jauh dari sempurna .
Ternyata seekor anjing turunan Siberian ini,mampu menunjukan rasa kasih sayangnya ,dengan menjilat luka di kepala kucing asal dari Persia. Mereka itu berbeda ,yang satu anjing dan satu lagi kucing,yang menurut manusia mereka adalah musuh bebuyutan. Tapi mereka mampu paradigma ini dan membuktikan bahwa anjing dan kucing bermusuhan itu bukan takdir tapi pilihan Dan mereka berdua memilih hidup rukun dan damai dalam segala perbedaan yang ada
Menyaksikan gambar ini,sejujurnya mampu menggugah hati ,bahwa kalau makluk ciptaan Tuhan,yang levelnya jauh dibawah kita mampu menunjukkan rasa kasih sayangnya terhadap makluk yang bukan sebangsanya,mengapa kita tidak bisa?
Daripada dinding kamar anak anak penuh dengan stiker animasi yang enggak jelas manfaatnya,alangkah eloknya bila gambar gambar kemesraan semacam ini diperbanyak bagi anak anak kita? Agar mereka memahami arti dan makna hidup damai dalam segala perbedaan?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H