Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Hari Ini Ulang Tahun Ke-56 Pernikahan Kami

Diperbarui: 2 Januari 2021   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Mohon Doa Restu

Pada tanggal 2 Januari,1965 kami melangsungkan pernikahan di kota Padang ,secara sederhana .Tidak dirayakan di hotel ataupun restoran mewah,melainkan dirumah orang tua kami. Karena keterbatasan keuangan,kami hanya honeymoon dari Padang ke Bukittinggi .Di Bukittinggi kami mencari penginapan yang murah meriah di Jalan Tembok Bukittinggi. Hanya dua hari dan kemudian kami kembali ke Padang,untuk bersiap siap melakukan perjalanan hidup ,dengan mencoba merantau ke kota Medan. 

Setelah melalui hari demi hari,kami berdua baru sadar bahwa ternyata hidup pernikahan itu tidaklah seindah dalam kisah Cinderella. Yang ditutup dengan kalimat yang memukau:"Cinderella menikah dengan Sang Pangeran dan mereka hidup berbahagia selama lamanya" Ternyata kenyataan yang kami hadapi tidaklah seperti dalam kisah tersebut. Semakin hari ,kami semakin menghayati,bahwa :"Cinta itu memang menyenangkan ,tapi tidka mengenyangkan" 

ket.foto: 2 Januari ,1965./dokumentasi pribadi

Riwayat Singkat Hidup Pernikahan Kami

Seminggu setelah menikah,kami berangkat ke Medan dengan bus ALS .Menumpang di rumah tante kami di Jalan Gandhi no.39 F. Kami tidak ingin menjadi benalu dirumah tante. 

Ternyata baru sadar,kalau mau bekerja di Medan,setidaknya harus bisa berkomunikasi dalam bahasa Mandarn,sedangkan hanya hanya bisa bilang :"Xie xie nin".Karena itu saya memutuskan untuk menjadi pedagang antar kota ,yakni dari Medan ke Padang dan sebaliknya. 

Isteri saya pada awalnya tidak setuju,karena hal ini berarti saya harus hidup terpisah dengan isteri selama saya berada dalam perjalanan pulang pergi .Tapi karena tidak mungkin kami membebani hidup tante kami,maka akhirnya saya jadi juga pedagang antar kota

ket.foto : bersama anak mantu cucu dan cucu mantu./dokumentasi pribadi

Dagang Antar Kota Gagal.Pulang Kampung Jualan Kelapa

Tidak sampai 6 bulan,berdagang antar kota. bobot tubuh saya merosot terus,karena perjalanan dengan bus ,sekitar 20 jam ,jadi pulang pergi 40 jam. Apalagi menumpangALS non AC,bisa dibayangkan bagaimana saya menjalaninya. 

Ternyata karena tidak berpengalaman dan terus merugi,hingga semua modal habis,bahkan masih menyisakan utang pada tante kami dalam jumlah yang cukup besar.

Saya mencoba bekerja di PT Pikani Timbang Deli di Petumbak,tapi dua tahun kerja ,tidak ada sisa uang yang dapat ditabungkan,malah saya hamoir mati karena terserang malaria.Berhubung kami tinggal dipinggiran hutan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline