Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Benarkah Ini Wajah Asli Felix Tani?

Diperbarui: 20 Desember 2020   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar ini asli tanpa editan, begitu juga nama Felix Tani memang tercantum pada foto, bukan kreasi saya) Ssumber: soundbetter.com

Merindukan Kembalinya Pak Felix Tani

Artikel pak Felix Tani yang terakhir terasa sendu, walaupun masih ditulis dalam kemasan candaan. Tapi canda kali ini, terasa getir. Secara pribadi saya merasakan "something wrong" ada ketersinggungan,sehingga Pak Felix pamitan  "retreat" untuk jangka  waktu yang tidak ditentukan. Khususnya bagi saya pribadi,merasakan kehilangan . 

Bila kita memperhatikan artikel pak Felix,sebelum pamitan untuk "retreat" ,ada sesuatu yang tidak biasanya,yakni meninggalkan komentar  masuk ,tanpa membalasnya.

Entah karena saya terlalu sensitif ataukah memang something wrong is happened ? Tentu hanya yang empunya diri yang mampu menjawab dengan tepat . Saya hanya menyampaikan rasa yang ada dilubuk hati terdalam.Karena berpijak pada prinsip ,bahwa Kompasiana adalah Rumah Kita Bersama

Mari Bersama Kita Simak Artikel Terakhir Pak Felix Tani,yang berjudul :"

Sebuah Retreat di Kilometer Seribu Kompasiana

Kaum tua menyediakan bahu untuk pijakan kaum muda, agar mereka dapat melihat lebih luas dan jauh ke depan. 

Suksesi itu niscaya. Sebab jika tidak begitu, maka perkawinan janganlah membuahkan anak. Supaya dunia berakhir, menyusul kematian lelaki dan perempuan terakhir.Bertahan itu tidaklah salah.  Tapi, sungguh, tiada eloknya bila aku, si tua ini,  menolak turun dari panggung, senyampang orang muda sudah selayaknya berdiri di sana. Di manakah letak kepantasannya, orangtua merampas masa depan dari genggaman anak.

(dikutip dari tulisan Pak Felix Tani ,yang dipublished tanggal 17 Desember ,2020)

Saya pernah merasakan hal ini. Karena pernah mendapatkan pesan lewat WA, "Opa,sudah waktunya turun panggung. Kasih kesempatan kepada generasi mileneal untuk tampil di Kompasiana".

Saya juga pernah ingin "retreat", tapi  ketika saya dibujuk sahabat Kompasiana, hati saya luluh dan akhirnya memutuskan tetap menulis di Kompasiana ini. Tapi pak Felix Tani,punya hati yang lebih keras dan sekali memutuskan untuk "retreat" tidak dapat dicegah lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline